Jumat, 22 November 2024

Legislator Minta Polemik Pidato Kapolri Sebaiknya Diakhiri

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Jenderal Tito Karnavian Kapolri. Foto: Abidin / Dok suarasurabaya.net

Muhammad Nasir Djamil anggota Komisi Hukum dan Keamanan DPR RI meminta kepada semua pihak untuk tetap berpikir tenang dan waspada terhadap upaya permusuhan antar anak bangsa. Karena itu setiap informasi yang diterima, baik langsung ataupun tidak diharapkan dapat disaring dan dikomunikasikan dengan mengedepankan berpikir positif.

“Menjelang tahun politik kerap kali pernyataan pejabat publik diplintir dan dijadikan komoditas untuk kepentingan tertentu,” ujar Nasir dalam siaran persnya, Sabtu (3/3/2018).

Menurut politikus Aceh ini, pernyataan yang dilontarkannya tersebut terkait beredarnya video yang berisi pernyataan Tito Karnavian Kapolri yang meminta seluruh jajaran Kapolda dan Kapolres untuk bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah. Kedua ormas tersebut, kata Tito adalah penjaga NKRI.‎

“Seingat saya pidato Kapolri itu sudah setahun yang lalu dan saat beliau berkunjung ke pesantren milik KH Ma’ruf Amin. Kok baru sekarang beredarnya. Karena itu saya berharap kita sudahi polemik itu dan mari duduk satu meja agar semuanya bisa selesai,” tandasnya.

Lebih jauh, mantan wartawan ini memaparkan bahwa tidak bisa dipungkiri ada realita hadirnya ideologi radikal yang tidak sejalan dengan prinsip NKRI dan Pancasila.

Karena itu peran ormas besar, diantarnya NU dan Muhammadiyah sangat dibutuhkan untuk mencegah masuknya paham radikalisme ke tengah-tengah masyarakat.

Sementara ormas-ormas lain berbasis agama yang usianya sudah seusia NU dan Muhamadiyah juga telah memberikan kontribusi dalam mengawal NKRI dan Pancasila.

“Selain Muhammadiyah dan NU, ormas seperti Al Irsyad, PUI, dan Parmusi juga ikut mengawal NKRI dan Pancasila,”kata dia.

Nasir mengusulkan kepada Kapolri agar mengundang seluruh ormas besar di Indonesia untuk bersilaturrahim seraya menjelaskan duduk persoalan pidatonya itu.

Tahun 2018 dan 2019, kata Nasir adalah tahun pesta demokrasi yang jika tidak dikelola dengan baik akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak dan menciptakan kondisi chaos. Karena itu peran ormas-ormas besar sangat dibutuhkan untuk bersinergi dengan institusi Polri.

“Sebagai institusi yang bertugas di garda depan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, profesionalisme dan netralitas Polri sangat dibutuhkan untuk menjaga agar pesta demokrasi itu menjadi tahun kedaulatan rakyat,” tegasnya.

Nasir Djamil meminta kepada Polri untuk tetap mengedepankan objektifitas dan akuntabilitas dalam menangani pengaduan yang melibatkan tokoh-tokoh ormas besar atau berpengaruh, khususnya tokoh umat Islam.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs