Warga masyarakat, Jumat (15/6/2018) memadati tempat pemakaman umum (TPU) Ngagel guna melakukan ziarah, usai melaksanakan Sholat Ied. Meneruskan tradisi para leluhur ziarah kepada kerabat.
Masih dalam busana muslim, pasangan Sujatmiko bersama istri dan seorang putra tunggalnya, usai mengikuti Sholat Ied langsung berangkat menuju TPU Ngagel untuk melakukan ziarah kepada keluarga dan kerabat yang sudah meninggal.
“Dulu waktu kecil juga diajari sama orang tua untuk tetap inga dengan keluarga atau kerabat yang sudah meninggal dnegan melakukan ziarah ke makam mereka. Sekarang melanjutkan tradisi itu, ziarah setelah Sholat Ied,” kata Sujatmiko.
Selain melanjutkan tradisi keluarga dan leluhur untuk ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal usai melaksanakan Sholat Ied, lanjut Sujatmiko ziarah juga untuk bertemu kerabat, atau teman.
“Karena sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota, ziarah seperti ini bisa jadi ajang ketemu kerabat jauh atau teman-teman. Dulu zaman kuliah masih di Surabaya, setelah menikah pindah ke Semarang. Dan kesempatan seperti ini, kadang jadi sarana silaturahmi juga,” lanjut Sujatmiko.
Senada dengan itu, keluarga Triandoko yang pernah tinggal di sekitar Jalan Pucang Adi, Surabaya tetapi kemudian pindah ke Sidoarjo, mengakui bahwa ziarah usai Sholat Ied menjadi ajang silaturahmi dengan kawan-kawan lama.
“Tradisi keluarga, tapi sekaligus buat ketemuan sama kawan-kawan lama yang masih tinggal di Surabaya. Beberapa keluarganya dimakamkan di Ngagel. Jadi kalau pas seperti ini bisa ketemu kawan-kawan lama itu,” terang Triandoko.
Bersama anak dan cucunya, Triandoko menyampaikan bahwa tradisi leluhur dan keluarganya memang berziarah setelah Sholat Ied. “Ada kerabat yang ziarah sebelum Takbiran, tapi kami setelah Sholat Ied. Sama saja kok,” ujar Triandoko.
Kepadatan di sekitaran TPU Ngagel di Jalan Ngagel berampak pada padatnya arus lalu lintas di kawasan itu. Halaman kompleks pemakaman digunakan untuk parkir kendaraan roda dua dan mobil.
Akses jalan Ngagel sebagian dipakai untuk lokasi parkir kendaraan, sehingga kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatannya. “Setiap tahun seperti ini. Agak merambat lalu lintasnya,” papar Makhruf petugas parkir Makam Ngagel.(tok/dwi)