Seiring dengan libur Natal dan Tahun Baru yang bertepatan dengan liburan sekolah, kuota pendaki ke Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, penuh hingga akhir tahun. Hal ini diungkapkan oleh Elham Purnomo Kepala Resor Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNTBS).
“Kunjungan wisatawan ke Gunung Semeru mulai mengalami peningkatan saat memasuki liburan sekolah yakni mulai 17 Desember 2018, bahkan kuota pendaki sudah penuh hingga akhir tahun berdasarkan pendaftaran secara online atau dalam jaringan (daring),” jelasnya di Lumajang, Sabtu (29/12/2018), seperti dilansir Antara.
Menurutnya kuota pendaki maksimal sebanyak 600 orang setiap hari yang bisa naik ke gunung tertinggi di Pulau Jawa dan pembatasan tersebut dilakukan untuk menjaga kawasan konservasi, kelestarian flora, serta fauna di kawasan Gunung Semeru dan sekitarnya.
“Jumlah personel yang disiagakan di jalur pendakian Semeru selama momentum libur Natal dan Tahun Baru 2019 juga bertambah menjadi 20 orang dengan melibatkan tim Saver, Polsek dan Koramil seiring dengan melonjaknya jumlah pendaki ke Semeru,” katanya.
Ia menjelaskan pendakian Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut dibatasi hingga Pos Kalimati saja sesuai dengan rekomendasi PVMBG demi keselamatan para pendaki karena gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut masih berstatus waspada, sehingga pendaki dilarang naik ke puncak Semeru (Mahameru).
“Petugas TNBTS akan memberikan pengarahan kepada para pendaki agar mematuhi semua aturan yang sudah ditetapkan saat naik ke Semeru, salah satunya tidak menerobos ke Mahameru karena dapat membahayakan keselamatan para pendaki yang bersangkutan,” ujarnya.
Elham juga mengimbau para pendaki ikut menjaga dan memelihara ekosistem kawasan TNBTS dengan tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang jalur pendakian Semeru, serta membawa turun kembali sampah tersebut hingga Pos Ranupani di Kecamatan Senduro. (ant/dim)