Sabtu, 23 November 2024

Kolektor Batik Dorong Generasi Muda Juga Mendalami Makna Motif Batik

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: istockphoto.com

Pada Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari Selasa (2/10/2018) ini, para kolektor batik ikut mengkampanyekan #SaveOurHeritage untuk mendorong masyarakat memakai batik.

Seperti yang dikatakan Dian Kyriss, seorang pecinta dan kolektor batik, kepada Radio Suara Surabaya, ia sangat bangga dan mengapresiasi para anak muda yang mengaplikasikan batik menjadi lebih modern dan kreatif.

“Jujur saya bangga sekali dengan desainer-desainer muda bisa apply-kan batik ke semua design,” kata Dian.

Namun disisi lain, perempuan yang banyak mengoleksi batik klasik ini juga mengingatkan, agar generasi muda tidak berhenti pada desainnya saja, namun juga makna di setiap motifnya. Ini dikarenakan setiap motif batik memiliki makna dan tidak semua motif bisa digunakan di sembarang acara.

“Cuma minta tolong generasi muda belajar makna batik itu sendiri. Motif kan kita harus pilih, nah mungkin mulai belajar maknanya. Misal batik (motif, red) sidomukti yang dipakai wedding, jadi tahu kenapa motif ini sering dipakai bukan yang lain,” ujarnya.

Dian juga menyoroti batik yang telah diresmikan UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Menurutnya, untuk ikut melestarikan batik, masyarakat Indonesia minimal memiliki satu batik.

“Minimal punya batik cap, tadi kalau sudah bisa (membeli, red) batik tulis ya tulis. Kenapa UNESCO menetapkan batik Indonesia, karena caranya yang memakai canting itu. Tidak ada proses seperti ini ditempat lain,” katanya.

Namun ia juga menyadari bahwa memakai batik tulis menjadikan standar kecintaan seseorang dengan batik. Batik cap juga perlu dihargai karena dengan menggunakan mesin, jumlah kain dengan corak batik yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Misalnya dalam pembuatan seragam. Terlebih harga batik tulis yang memang lebih mahal daripada batik cap menjadi pertimbangan tersendiri seseorang memiliki batik tulis.

Dian Kyriss sendiri merupakan kolektor batik yang memiliki sekitar 2.000 batik dari seluruh Indonesia. Batik yang banyak dijadikan koleksi oleh Dian adalah batik klasih, sehingga tidak heran jika ia memiliki batik secondhand karena usia batik itu sendiri. Dian juga lebih banyak mengoleksi batik tulis meski beberapa ia juga mengoleksi batik cap.

Menurutnya, hal menarik yang membuatnya mau mengoleksi batik adalah cerita tersendiri dalam proses pembuatannya. Selain itu, cerita dari motif dari batik itu sendiri juga membuatnya semakin mencintai warisan budaya Indonesia tersebut.(tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs