Beberapa kiai sepuh Jawa Timur bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta. Pertemuan tersebut digelar sebagai tindaklanjut dari agenda yang sudah dirancang sejak beberapa waktu lalu.
Saifullah Yusuf, Ketua PBNU, yang mendampingi para kiai mengatakan
pertemuan sudah direncanakan jauh-jauh hari, setelah acara pertemuan para pengusaha muda santri di Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah di Pasuruan.
Di Bayt Al Hikmah, Presiden Jokowi Widodo memberikan arahan dan amanatnya terkait pengembangan usaha di lingkungan pesantren.
“Pertemuan ini tidak tiba-tiba, dan tidak ada hubungannya dengan tahun politik,” kata Gus Ipul kepada suarasurabaya.net, Kamis (27/9/2018).
Menurut Gus Ipul, dalam perkembangannya, program usaha di lingkungan pesantren ini berjalan, tapi tidak seperti yang diharapkan. Beberapa program tersebut mengalami hambatan.
Kiai-kiai menyampaikan laporan terkait perkembangan agenda yang beberapa waktu lalu digagas dan diketahui oleh Presiden di Ponpes Bayt Al Hikmah.
Yang dilaporkan para kiai kepada presiden tersebut antara lain terkait kurang memadainya SDM, hal-hal terkait pembiayaan serta lain-lain yang dianggap bisa membantu berjalannya program ini.
Para kiai, berharap agar agendan serta program pengembangan usaha di lingkungan pesantren ini dapat dukungan presiden. “Itu yang tadi dibicarakan. Lainnya soal perlunya terus menjaga kerukunan antarumat, utamanya di tahun politik ini,” Gus Ipul.
Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah, diasuh oleh KH Idris Hamid, salah seorang kiai sepuh Jawa Timur juga hadir di Istana rabu kemarin bersama KH Anwar Manshur (Rois Syuriyah PWNU Jatim, juga Pengasuh Pesantren Lirboyo), dan KH Anwar Iskandar pengasuh pesantren Al Amin Kediri.
Lainnya adalah Pj Rois Aam Syuriyah PBNU KH Miftahul Achyar, KH Mutawakkil Alallah, KH Dr Ahmad Fahrur Rozi, dan KH Athoillah Anwar. (jos/dwi/ipg)