Sabtu, 23 November 2024

Ketua DPR Soroti Tingginya Angka TKI NTT Tewas di Luar Negeri

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Bambang Soesatyo Ketua DPR RI menyoroti tingginya angka tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur yang tewas di luar negeri selama lima tahun terakhir ini. Berdasarkan Data Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) menunjukkan, selama lima tahun terakhir terdapat 273 TKI asal NTT yang tewas di mancanegara.

Bahkan, selama Januari-Juli 2018 saja terdapat 71 TKI asal NTT yang meninggal di luar negeri. Penyebab kematiannya beragam, antara lain kecelakaan kerja, perahu tenggelam, penganiayaan oleh majikan, kecelakaan lalu lintas, sakit dan bunuh diri.

Bambang mengatakan, upaya perlindungan terhadap TKI di luar negeri harus ditingkatkan. Untuk itu, dia meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Satgas Anti-Perdagangan Orang NTT, Tim Gabungan Pencegahan Perdagangan Orang NTT dan Migrant Care bisa bersinergi.

“Agar ada peningkatan pengawasan dan proteksi bagi buruh migran Indonesia di mancanegara, terutama TKI yang bermasalah di luar negeri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,” ujar Bambang, Jumat (3/8/2018).

Bamsoet juga mendorong Kemnaker dan BNP2TKI mewajibkan setiap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk bekerja sama dengan BLK guna memberikan pelatihan bahasa dan keterampilan kepada para calon TKI. Dengan demikian, TKI yang dikirim ke luar negeri memang tenaga terampil.

“Agar TKI yang diberangkatkan memiliki kemampuan dan kualitas serta sudah siap bekerja,” jelasnya.

Selain itu, Bamsoet mengharapkan ada upaya pencegahan perdagangan orang di sektor hulu. Antara lain dengan memberikan pelatihan kepada warga sehingga punya keterampilan dan tidak mudah terbujuk untuk bekerja menjadi TKI di luar negeri.

Untuk itu, Bamsoet meminta Kemnaker meningkatkan program studi keterampilan dan memperbanyak memperbanyak fasilitas Balai Latihan Kerja (BLK). Bamsoet juga mengimbau masyarakat NTT yang berusia produktif untuk mengikuti pelatihan kerja yang tersedia di BLK.

“Pelatihan kerja itu guna mempersiapkan masyarakat NTT yang berusia kerja dapat memiliki keterampilan dalam terjun ke masyarakat,” ujar dia.

Upaya lain yang bisa ditempuh adalah meningkatkan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) dan Tenaga Kerja Mandiri (TKM). Dengan demikan, masyarakat di kawasan perdesaan tidak perlu mencari penghidupan di daerah lain karena ada lapangan pekerjaan di desa sendiri.

“Meminta Kemendagri melalui pemda dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk bekerja sama dalam melaksanakan program pemerintah dengan memanfaatkan dana desa. Dengan demikian dana desa tepat sasaran, terutama dalam mengembangkan ekonomi desa seperti peternakan atau pertanian desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan,” pungkas dia.(faz/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs