Bambang Soesatyo Ketua DPR kembali menyuarakan kekhawatirannya tentang wilayah-wilayah rawan yang sering dimanfaatkan sindikat narkoba internasional untuk memasukkan barang haram ke Indonesia.
Mengacu temuan Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri, wilayah perairan dari Aceh, Medan, Riau, Kepulauan Riau hingga Lampung menjadi pintu masuk Bambang mengatakan, upaya memerangi penyelundupan narkoba tak bisa hanya dilakukan oleh Polri ataupun Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurutnya, diperlukan keterlibatan instansi lain untuk menutup jalur rawan penyelundupan narkoba.
“Mendorong TNI AL, Polairud, BNN dan Bea Cukai untuk meningkatkan pengawasan pada rute-rute yang sering digunakan oleh penyelundup, terutama mengawasi dan menindak tegas kapal-kapal yang melakukan transaksi di tengah laut,” ujar Bamsoet di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Dia menjelaskan, harus ada pengawasan khusus atas wilayah-wilayah yang sering menjadi pelabuhan tikus. Sebab, sindikat kejahatan internasional menggunakan kapal untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tikus di banyak wilayah.
Selain itu, Bamsoet juga mendorong Polri dan BNN terus meningkatkan kewaspadaan.
“Terutama dalam mengawasi peredaran narkotika dan mengantisipasi kemungkinan narkoba jenis baru,” tegasnya.
Bamsoet menambahkan, sejauh ini kinerja pemerintah dalam memerangi narkoba patut diapresiasi. Legislator Golkar itu juga mendukung program pemerintah dalam memerangi kejahatan narkotika.
“Pemerintah telah menetapkan Indonesia sebagai darurat narkotika. DPR menegaskan komitmennya untuk berperan aktif melawan penyalahgunaan dan peredaran narkotika,” kata dia.(faz/ipg)