Antrean kendaraan menumpuk di gerbang Gerbang Tol Bandar, Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) hingga mencapai 2,5 kilometer, Sabtu (16/6/2018) sore. Penumpukan kendaraan ini dampak dari kecenderungan pengendara untuk mencoba Tol Fungsional Kertosono-Wilangan.
Agus Triono Petugas Senkom Astra Infra Toll Road Jombang-Mojokerto membenarkan, antrean kendaraan di Gerbang Tol Bandar sudah mencapai 2,5 kilometer baik kendaraan yang hendak masuk maupun kendaraan yang hendak keluar.
“Ada penumpukan sebelum Gerbang Tol Bandar untuk exit maupun entrance, kurang lebih 2,5 kilometer. Untuk pencairan, PJR dan Yan Lalin mengalihkan kendaraan ke Ploso,” katanya kepada Radio Suara Surabaya Sabtu sore pukul 15.00 WIB.
Dia juga membenarkan, antrean ini terjadi dampak dari penumpukan kendaraan yang hendak masuk ke arah Tol Fungsional Kertosono-Wilangan. Menurutnya, ini karena kendaraan di Tol Fungsional pun dibatasi kecepatannya, sementara banyak kendaraan yang ingin melewati tol fungsional ini.
“Tol fungsional yang hanya bisa kecepatan 40 kilometer per jam. Di dalam juga mengalami kepadatan dan ini akan berdampak ke semuanya,” katanya.
Senkom Astra Infra menjalankan arahan dari PJR yang menerapkan strategi untuk pencairan antrean kendaraan ini. Para petugas menjalankan skema buka tutup dengan waktu yang telah ditentukan menyesuaikan situasi yang terjadi di lapangan.
“Jadi ini strategi dari PJR, kami hanya mengikuti. Kalau sebelum exit bandar 2,5 sampai tiga kilometer tidak ditutup, ini malah akan mengalangi arus kendaraan keluar ke Ploso, atau keluar ke Tembelang. Sistem yang diterapkan buka tutup, 15 menit kami buka, 15 menit kami tutup,” katanya.
Kepadatan lalu lintas seperti yang terjadi di GT Bandar Tol Jomo juga terjadi di ruas lainnya pada H+1 Lebaran 2018 ini. Agus menyebutkan, seperti di arteri Jombang, yakni di Perempatan Sambong yang mengarah ke Surabaya atau ke Terminal Jombang.
“Perempatan Sambong juga macet. Arah Ploso saat ini juga sudah dibuat buka tutup seperti ini. Ya, memang seharusnya diselesaikan dulu tol yang fungsional kalau memang sudah selesai. Tapi, saya yakin pasti tetap ada penumpukan, karena kendaraan setiap tahun, kan, terus bertambah,” katanya.
Agus mengatakan, skema dan trik-trik untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas sebenarnya sudah diterapkan oleh Astra Infra Tol Jomo. Yakni dengan menggenjot tol intra bila tol fungsional ini sudah lengang, supaya kepadatan terurai.
“Tapi karena antara sistem yang kami terapkan dengan kendaraan yang berdatangan tidak seimbang, kendaraan yang datang lebih banyak, maka konsekuensinya seperti ini,” ujarnya.(den)