Shintya Rahmi Utami General Manager Global Peace Foundation Indonesia menilai pemuda perlu dilibatkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan ekstremisme.
“Perlu ada wadah yang mampu memberikan pengetahuan, menampung, dan menyalurkan aspirasi generasi muda milenial untuk dapat terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan ekstremisme kekerasan,” katanya saat ditemui dalam pembukaan Millennials Peace Festival di Aula Amerta Kampus C Unair, Surabaya, Jumat (23/11/2018).
Generasi muda diajak melihat akibat dampak dari fenomena radikalisme dan ekstremisme lebih dekat dalam Millennials Peace Festival yang digelar selama tiga hari ke depan hingga hari Minggu (25/11/2018).
Pada hari pertama, ratusan millennial dari berbagai latar belakang suku, ras, dan agama yang hadir diajak untuk melihat peran perempuan serta keluarga dalam penanaman dan penangkalan paham radikalisme dan ekstremisme.
“Hari pertama ini akan menjadi bekal para peserta untuk overview mengenai radikalisme dan ekstremisme,” ungkap Shintya.
Selanjutnya, pada hari kedua, milenial akan mendapatkan materi yang berbagi dalam tiga sesi. Pertama, mengenai pengenalan ekstremisme dan radikalisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT). Kedua, materi tentang bina damai untuk mencegah kekerasan, ekstremisme, dan radikalisme oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Ketiga, kami juga bejerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang akan memaparkan mengenai bagaimana anak muda bisa lebih bijak bersosial media,” jelasnya.
Setelah mendapatkan bekal tersebut, lanjut Shintya, millennial akan diajak bersama-sama mengunjungi tiga rumah ibadah, yakni Masjid Cheng Ho, Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, dan Pura Agung Jagat Karana.
“Kunjungan ini untuk memberikan experiences secara langsung kepada peserta mengenai ibadah berbagai agama,” ujar dia.
Selain itu, pada hari terakhir, para peserta akan unjuk gigi dalam MP-Fest in Action untuk menyebarkan dan mempromosikan pengetahuan mengenai materi yang telah mereka dapat dalam dua hari kepada masyarakat.
Kegiatan ini, nantinya juga akan ditutup dengan aksi deklarasi Jawa Timur menolak radikalisme dan ekstremisme.
“Di setiap Millennials Peace Festival kita pasti akan tutup dengan deklarasi, dengan turut menggandeng pemerintah setempat,” ungkap Shintya.
Untuk diketahui, Millennials Peace Festival di Surabaya merupakan gelaran di kota kelima setelah sebelumnya digelar di Jakarta, Bandung, Palangkaraya, dan Pekanbaru. (nin/iss/ipg)