Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah mulai menyiapkan strategi untuk menyambut mudik lebaran Idul Fitri 1439 Hijriah, yang diperkirakan jatuh pada pertengahan Juni 2018.
Sejumlah kementerian, antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Kemendikbud dan Kementerian PAN RB, serta instansi seperti Polri dan Jasa Marga, turut dilibatkan.
Kata Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, persiapan angkutan lebaran tahun ini memang sengaja dilakukan lebih awal. Karena, Idul Fitri 1439 Hijriah, berdekatan dengan jadwal Pilkada serentak.
Untuk menghindari terjadinya lonjakan arus mudik jelang lebaran, Menhub akan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pendayagunaa Aparatur Negara Reformasi Birokrasi.
Budi Karya Sumadi berharap, dua kementerian tersebut bisa menentukan jadwal libur sekolah dan cuti bersama pegawai yang tidak terlalu mepet lebaran.
“Kami akan koordinasi dengan pihak-pihak yang mengatur hari libur, supaya puncak arus mudik lebaran tidak terjadi dua atau tiga hari menjelang lebaran. Kalau penetapan libur lebaran jatuh di satu titik, tentu akan menjadi masalah. Makanya, nanti kami akan kasih masukan supaya libur tidak mepet, sehingga ada banyak pilihan waktu buat masyarakat mudik,” ujarnya usai rapat koordinasi persiapan angkutan lebaran terpadu tahun 2018, Selasa (30/1/2018), di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat.
Sementara itu, untuk memprediksi jumlah pemudik yang akan melalui jalan darat, Kemenhub bekerja sama dengan Polri.
Rencananya, pada Februari 2018, Tim Polri akan mulai melakukan riset lapangan dari Sumatera sampai Bali, antara lain untuk mencari tahu waktu dan tujuan mudik masyarakat.
Hasil survei itu diharapkan bisa jadi bahan masukan buat kementerian dan instansi terkait untuk mengurai permasalahan, khususnya di ruas Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. (rid/iss/ipg)