Sabtu, 23 November 2024

Kemdikbud Beri Penghargaan Kihajar Kepada 5 Gubernur

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Taklimat Media "Pendayagunaan TIK Pendidikan dan Kebudayaan Dalam Menyiapkan Generasi Milenial Menghadapi Revolusi Industri 4.0" yang digelar di Hotel Sultan, Jumat (12/10/2018). Foto: kemdikbud.go.id

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2018 kepada lima gubernur, tujuh wali kota, dan empat bupati yang berprestasi dalam memajukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pendidikan di daerahnya masing-masing.

“Kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan sulit dihindari, selain tuntutan kemajuan zaman, juga karena kondisi negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, maka TIK merupakan salah satu solusi terhadap proses pembelajaran yang bermutu,” ujar Didik Suhardi Sekjen Kemdikbud di Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Dia menjelaskan, pihaknya memberikan apresiasi kepada daerah yang sudah berupaya keras dalam memajukan pendidikan dengan mendayagunakan TIK di wilayahnya.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para pemenang Kuis Kihajar, Lomba Mobile Kihajar, Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklomedia, Membatik (Membuat Bahan Belajar Berbasis TIK), serta Duta Rumah Belajar.

Anugerah Kihajar tahun 2018 mengangkat tema Pendayagunaan TIK Pendidikan dan Kebudayaan dalam Menyiapkan Generasi Milenial Menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Dengan tema tersebut, diharapkan Anugerah Kihajar dapat menjadi tolok ukur perkembangan TIK untuk pendidikan di Indonesia.

“TIK bisa meningkatkan penyerapan teknologi pada siswa karena mereka akan mudah menyerap ilmu dari tampilan yang lebih beragam. Melalui TIK, kita bisa mendatangkan laboratorium alam ke kelas,” tambah Didik.

Gogot Suharwoto Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) menjelaskan, Anugerah Kihajar untuk gubernur, bupati/walikota diberikan sebagai penghargaan kepada pemerintah daerah yang berprestasi dalam pendayagunaan TIK untuk pendidikan, baik dalam pembelajaran maupun dalam kegiatan administrasi di sekolah dan lembaga pemerintah yang terkait dengan pendidikan.

Proses penilaian dilakukan sejak Juni hingga Agustus 2018 oleh tim juri dari kalangan perguruan tinggi, pakar TIK, komunitas TIK, dan kalangan internal Kemendikbud, yaitu Pustekkom.

Setelah melalui proses penilaian oleh tim juri, ditetapkan nama penerima anugerah berdasarkan empat kategori, yaitu utama, madya, pertama, dan khusus.

Selain itu, dilansir Antara, ada pula Kuis Kihajar yang diikuti oleh siswa jenjang SD, SMP, SMA dengan memanfaatkan TIK dalam pelaksanaannya.

Jumlah peserta Kuis Kihajar dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun ini berjumlah 38.369 orang, di antaranya 29.521 orang melalui kuis harian website, 1.356 orang melalui kuis harian TVE, 4.983 orang melalui seleksi provinsi, dan 2.509 orang melalui seleksi kabupaten dari 34 provinsi di Indonesia.

Setelah melalui penyeleksian yang ketat, terpilih 120 siswa terbaik yang selanjutnya diundang ke Jakarta mengikuti Kuis Kihajar tingkat nasional. Pemenang Kuis Kihajar tingkat nasional nantinya sekaligus menjadi Duta Kihajar.

Lomba Mobile Kihajar merupakan lomba yang diarahkan pada pembuatan media pembelajaran berbasis device mobile dengan karya berupa aplikasi atau konten pembelajaran yang dijalankan pada perangkat gawai.

Lomba ini terdiri dari kategori pelajar bertema sosial budaya, kategori guru bertema mata pelajaran, kategori umum bertema V-Lab, dan kategori umum bertema gim edukasi. Karya yang masuk berjumlah 299 karya dari 34 provinsi di Indonesia.

Penghargaan kategori Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan diselenggarakan untuk memberikan semangat pada stasiun radio mitra di seluruh Indonesia untuk mengembangkan dan menyiarkan bahan siaran radio yang bertema pendidikan dan kebudayaan.

Lomba selanjutnya adalah Tantangan Ensiklomedia. Lomba ini merupakan kompetisi untuk guru dan siswa dalam pembuatan video dengan 2 kategori, yaitu Video Pendidikan dan Video Eksplorasi Kebudayaan di Indonesia.

Selanjutnya, Duta Rumah Belajar merupakan guru-guru terpilih yang menjadi perpanjangan tangan Pustekkom Kemendikbud dalam melakukan sosialisasi pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di daerahnya.

Terakhir, pada kategori lomba MemBaTIK atau membuat bahan belajar berbasis TIK merupakan kegiatan lomba untuk membuat media bahan belajar berbasis TIK oleh para guru dari seluruh jenjang pendidikan.

Seleksi lomba berlangsung sejak bulan Juni hingga September 2018 dan telah terpilih lima pemenang karya terbaik. (ant/nin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs