Dari pertemuan antara perwakilan kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya bersama sekitar 17 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis (8/2/2018) mencuat bahwa makanan dan bahasa masih jadi kendala saat KKN-PPL di Thailand.
Akhir pekan lalu para mahasiswa yang berkesempatan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Thailand kembali ke Indonesia dan hari ini bertemu dengan jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Fadillah Fauziyah Lubis satu diantara mahasiswi peserta KKN-PPL di Thailand menyampaikan bahwa bahasa Thailand masih agak sulit dipelajari. Sedangkan masyarakat Thailand masih belum banyak yang mampu menggunakan Bahasa Inggris.
“Komunikasinya sering terkendala. Bahasa Thailand agak sulit memang, meskipun kami sudah menggunakan fasilitas Google Translate, tetap saja masih kesulitan. Belum lagi masyarakat disan amasih belum banyak yang bisa berbahasa Inggris. Termasuk dilingkungan sekolah,” terang Fadillah.
Para mahasiswa ini selama melakukan KKN-PPL di Thailand, mengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di beberapa sekolah terdekat dengan lokasi penempatan mereka yang memang sebagian masyarakatnya adalah muslim.
“Tempat kami tinggal sebagian masyarakatnya adalah muslim. Oleh karenanya untuk urusan makanan dan ibadah aman. Karena dapat dipastikan makanan yang kami konsumsi halal, meskipun soal rasa tidak terlalu cocok dengan lidah kita. Makanan di Thailand terlalu asam,” tambah Fadillah.
Kegiatan KKN-PPL diluar negeri seperti di Thailand ini memberikan pengalaman tersendiri bagi para mahasiswa yang mengikutinya. Selain mereka dapat belajar bagaimana kehidupan masyarakat di negara lain, juga melatih ketahanan atau survival ditengah keterbatasan.(tok/rst)