Dalam tradisi umat Katolik pada setiap perayaan Jumat Agung dilakukan prosesi jalan salib untuk mengenang kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus disalib yang akhirnya bangkit dan diperingati sebagai perayaan Paskah.
Paskah adalah hari raya umat Kristiani yang merayakan kebangkitan Yesus. Kitab Injil berkata bahwa Yesus mati di kayu salib pada hari Jumat Agung dan hidup kembali tiga hari kemudian.
Jalan Salib yang juga dikenal sebagai Via Dolorosa merupakan narasi atau penggambaran jam-jam terakhir dari kehidupan Yesus Kristus di dunia yang secara terus-menerus memberikan keyakinan rohani bagi semua orang Kristen dan penerapannya dalam kehidupan.
Jalan Salib berfungsi sebagai pengingat kerelaan Yesus mengesampingkan otoritas ilahi-Nya untuk menyediakan jalan keselamatan melalui pengorbanan-Nya.
Prosesi ini melewati 14 perhentian, perhentian terakhir (perhentian ke-14) mengisahkan Yesus yang dimakamkan setelah diturunkan dari kayu salib.
Dalam setiap perhentian, umat tampak begitu khusyuk mengikutinya. Isak tangis ibu-ibu, juga remaja perempuan terdengar saat mereka menyaksikan visualisasi jalan salib yang dilakukan sekitar 30-an Orang Muda Katolik (OMK).
Dalam jalan salib ini kita melihat berbagai contoh semangat dalam diri orang-orang yang terlibat dalam perjalanan Yesus menuju Golgota. Antara lain Bunda Maria, Simon dari Kirene, Veronika, perempuan-perempuan Yerusalem dan puncaknya adalah Tuhan Yesus sendiri.
Derita, sengsara dan wafatnya disalib, diterimanya dengan ikhlas dengan ketulusan hati.teladan Yesus diharapkan menjadi teladan umat Katolik atau umat lain yang menyaksikan peristiwa ini. Peristiwa ini merupakan bukti kesetiaan dan mendorong umat agar hidup di jalan yang benar.
Seusai upacara jalan salib, Romo Suprapto Komisi Kerasulan Awam KWI mengatakan jalan salib mengajarkan kepada umat Yesus memberikan teladan hidup yang setia.
“Yesus setia menyerahkan dirinya sebagai utusan Tuhan sebagai penebus yang menebus umatnya,” katanya.
Uskup mengajak berdoa kepada Tuhan agar orang yang telah dipersatukan dalam Ekaristi mau berbagi sehingga semangat membantu sesama yang membutuhkan, semakin ikhlas dan tulus. (jos/dwi/rst)