Jumat, 22 November 2024

Jelang Puasa dan Lebaran, Pengusaha Mamin Perbanyak Stok Barang

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Camilan di Pasar Genteng. Foto: cumilebay.com

Menjelang Ramadhan dan Lebaran 2018 para pengusaha makanan dan minuman (mamin) yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mulai melakukan persiapan stok barang.

Adhi Lukman Ketua GAPMMI mengatakan persiapan itu dimulai sejak akhir Februari kemarin. Berlanjut pada Maret, kata Ardhi, pihaknya mulai meningkatkan kapasitasnya dengan menjalankan proses distribusi ke berbagai daerah yang terus berlangsung sampai sekarang.

“Sampai sekarang terus berlanjut sampai proses distribusinya, untuk mengirim ke berbagai daerah-daerah. Ini antisipasi, jangan sampai ada penumpukan pengiriman barang. Jadi sekarang, sudah mulai distribusi,” kata Ardhi, saat dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (22/4/2018).

Ardhi mengatakan pada momen puasa dan lebaran, pembelian makanan dan minuman manis, cenderung mengalami peningkatan. Tahun ini, kata Ardhi, diperkirakan akan terjadi peningkatan sekitar 50 persen dari tahun sebelumnya. Adapun beberapa produk yang termasuk tinggi permintaannya, diantaranya sirup, nata de coco dan biskuit.

“Seperti biasanya, makanan dan minuman yang manis-manis, yang cenderung banyak permintaannya. Untuk itu, tahun ini kita produksi lebih,” tambahnya.

Secara keseluruhan, lanjut Ardhi, permintaan makanan dan minuman saat ini, diperkirakan meningkat hingga 20 persen, dari tahun sebelumnya. Sementara saat mendekati Lebaran nanti, stok barang diperkirakan akan naik sekitar 20-30 persen.

“Tahun lalu target atau perkiraannya bisa mencapai 30 persen. Tapi ternyata kurang. Hanya sekitar 5-10 persen. Tahun ini mudah-mudahan bisa lebih bagus,” tambahnya.

Ardhi mengatakan daerah yang paling tinggi permintaan mamin yaitu Pulau Jawa, mencapai 60 persen. Kemudian disusul Pulau Sumatera dan Kalimantan. Biasanya, kata Ardhi, pembelian mamin meningkat secara signifikan, saat memasuki pemberian THR.

“Permintaan mamin selama ini merata, tapi yang paling tinggi itu di Pulau Jawa. Apalagi hampir mendekati pemberian THR, pasti tinggi. Kami berharap, tahun ini pemerintah bisa merealisasikan dana-dana yang telah dianggarkan, misalnya bantuan tunai, itu bisa disalurkan segera. Supaya nanti bisa menjadi pemicu peningkatan penjualan,” jelasnya.

Tahun ini, kata Ardhi, harga mamin masih stabil. Bahkan masing-masing industri akan menyediakan potongan harga untuk mendorong penjualan, sekaligus untuk mengapresiasi pelanggan.

“Tidak tentu diskonnya berapa, karena masing-masing industri beda, bisa sampai 20 persen diskonnya. Ini sebagai bentuk mengapresiasi pelanggan, apalagi kan momennya setahun sekali,” tambahnya.

Ardhi mengakui, trend mudik tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun dia tetap optimis, penjualan mamin tahun ini, bisa memberikan peningkatan yang lebih baik.

“Memang kita harus akui, mudik dulu sama sekarang itu beda. Kalau dulu, mau mudik bawa kaleng-kaleng atau semacam oleh-oleh. Tapi sekarang kelihatannya sudah tidak demikian. Mereka belanja seperlunya saja. Mungkin ini perubahan gaya hidup,” pungkasnya. (ang/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs