Sabtu, 23 November 2024

Japanese Beautiful Art Modernitas dan Tradisi Seni Jepang

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Satu diantara karya Yuri Fujita karya lukis minimalis berbentuk wajah, Tobu atau terbang. Foto: Totok suarasurabaya.net

Bertempat di House of Sampoerna, pameran menampilkan beberapa karya seniman Jepang yang menampilkan karya kekinian tetapi tetap dengan nilai serta teknik yang ada sejak ratusan tahun lalu.

Menampilkan 35 karya seni khas negeri Sakura, karya 5 seniman dengan latar belakang masing-masing kesenian yang berbeda. Soho Konishi adalah generasi ke empat dari Miyabi School yang terus berupaya aktif mengembangkan Oshie.

Oshie adalah seni tradisional tiga dimensi khas Jepang yang sudah ada sejak jaman Edo (1603-1867), dan terbuat dari hasil penyatuan bahan kimono dan chiyogami (kertas Jepang) yang diisi dengan kapas atau spons.

Mikiko Shimizu mempersembahkan jenis kesenian Ikebana, yakni seni merangkai bunga yang berkembang di Jepang sejak abad ke-6. Sedangkan Daiki Matsunaga, pria lulusan Fakultas Seni dari Universitas Kyoto Seika mengangkat Chookoku yaitu seni pahat khas Jepang melalui karyanya yang sangat unik.

Tidak hanya menggambarkan makhluk hidup disekitarnya, karya pahat ciptaannya juga berbentuk figur imajiner, bahkan juga terinspirasi oleh cerita-cerita khayalan negeri dongeng seperti cerita peri yang tinggal jauh di dalam hutan pada karyanya yang berjudul Listen to the trees voices.

Dengan kekuatan goresan tangan dan fude pen (brush pen), Yuri Fujita menghasilkan karya lukis minimalis berbentuk wajah, seperti pada karya berjudul Tobu atau terbang.

Dan Guy Hirose, yang mengawali karir sebagai seorang pematung, justru mempersembahkan instalasi yang mengekspos tentang Surabaya dengan judul Surabaya Artiques, sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat Surabaya.

Soho Konishi koordinator pameran menyampaikan bahwa bersama kawan-kawannya dari Jepang berharap karya-karya yang dipamerkan dapat diapresiasi masyarakat Surabaya sekaligus mau menyaksikan kesenian asli Jepang.

“Bersama kawan-kawan seniman dari Jepang ini, kami berharap karya yang kami tampilkan mendapat apresiasi masyarakat Surabaya. Sehingga masyarakat Surabaya dapat mengenal kesenian asli Jepang ini lebih jauh,” terang Soho Konishi.

Sementara itu pameran Japanese Beautiful Art di Galeri House of Sampoerna dapat dinikmati setiap hari mulai Jumat (9/3/2018) sampai dengan Sabtu (31/3/2018) mendatang, tanpa dipungut biaya.

“Silahkan mampir dan hadir untuk menikmati karya-karya asli seniman Jepang ini. Beberapa karya seni seperti Ikebana misalnya, mungkin sudha dikenal masyarakat tetap jangan lupa bahwa yang tampil pada pameran ini adalah seniman atau master Ikebana dari Jepang. Sangat menarik,” ujar Rani Anggraini Manager Museum & Marketing House of Sampoerna, Kamis (8/3/2018).(tok/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs