Jalur evakuasi yang dibangun setelah Gunung Merapi meletus di wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, semakin parah kerusakannya karena sering dilalui truk tambang bermuatan berat.
“Kerusakan jalur evakuasi akibat dilalui truk bermuatan tambang Merapi yang cukup padat, warga berharap jalur truk muatan pasir disediakan jalur khusus,” kata Yudi Antoni aparat Dukuh Cakran Wukirsari Cangkringan, Jumat (12/1/2018) seperti dilansir Antara.
“Jalur evakuasi di Dusun Duwet dan Gondang kondisinya sudah banyak aspal yang mengelupas dan jalannya bergelombang,” katanya.
Sementara jalur evakuasi di Dusun Cakran tergolong masih baik karena warga sepakat untuk menutup jalur tersebut menggunakan penghalang.
“Pemberian portal di jalur tersebut karena sering dilewati kendaraan berat seperti truk-truk pengangkut pasir. Kami minta, truk pengangkut pasir untuk tidak melewati jalur ini,” katanya.
Meski penghalang dan rambu peringatan sudah dipasang, Yudi menjelaskan, beberapa kali truk pengangkut pasir masih menerobos.
“Jalan tersebut berstatus jalan kabupaten. Ini portal sudah baru lagi. Dibiayai desa. Kemarin habis ditabrak lagi sampai plangnya putus jadi dua, padahal posisi portal terbuka,” katanya.
Ia berharap pemerintah provinsi segera membenahi jalur evakuasi yang kondisinya menurut dia sudah memprihatinkan itu.
“Setahu saya jalur khusus trek penambangan itu, selama izin tambang di lokasi atas keluar, baru sekali diperbaiki dan langsung rusak,” katanya.
Beberapa jalur evakuasi bencana di sekitar kawasan Gunung Merapi rusak akibat aktivitas penambangan. Selain di Duwet dan Gondang, Wukirsari, jalur evakuasi di sepanjang Plosokerep hingga Plupuh, Umbulharjo, juga rusak.
Wiwid seorang warga Plosokerep berharap pemerintah segera memperbaiki jalur evakuasi yang rusak. “Kalau di Plosokerep tidak serusak di Plupuh. Di Plupuh kondisinya lebih parah lagi,” katanya. (ant/dwi)