Minggu, 24 November 2024

Innovation Pedagogy Secara Internasional Dibahas di UKWMS

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pembukaan seminar internasional Inovative pedagoghy di UKWMS. Foto: Humas UKWMS

Indoped Project melibatkan lima universitas di Indonesia yang bekerjasama dengan lima Universitas di Eropa dan Seamolec (Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre), dengan dikoordinatori oleh Turku University of Applied Sciences (TUAS).

Universitas di Indonesia yang turut terlibat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Universitas Bina Nusantara (BINUS) Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Syiah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh.

Bersama lima universitas mitra kerja sama di Eropa diantaranya Turku University of Applied Sciences (TUAS) Finlandia, Inholland University of Applied Sciences (INHOLLAND) Belanda, Business Academy Aarhus (EAAA) Denamrk, University Gdansk (UG) Polandia, dan University of Seville (US) Spanyol.

Kegiatan ini merupakan pengembangan dan implementasi metode mengajar dan pembelajaran inovatif atau Innovation Pedagogy melalui Indoped Project, yang didanai secara bersama-sama oleh European Commision.

Sejatinya, pendekatan mengajar dan pembelajaran inovatif ini sudah lebih lama diterapkan di Eropa, yang kemudian dibawa ke Indonesia.

“Total ada 10 innovation pedagogy yang telah diimplementasikan dan dikembangkan di lima universitas mitra kerja sama di Eropa. Sepuluh itu meliputi Assessment Rubric, Gamification, Innovation Camp, Learning by Teaching, Learning by Case, Learning to Learn, Project Hatchery, Project Market Research, Project Module dan Story Telling. Pada kesempatan diseminasi yang terbuka untuk eksternal ini ada lima inovasi pedagogi yang dipaparkan yakni Innovation Camp, Gamification, Learning by Case, Learning by Teaching dan Learning to Learn,” terang Drs. Y.G. Harto Pramono, Ph.D., Ketua Indoped Project UKWMS.

Lima inovasi pedagogi ini dibawakan oleh narasumber yang berbeda. Materi pertama mengenai Innovation Camp yang disampaikan oleh Jesper Norskov dan Susanne Ostergaard Olsen yang merupakan dosen dan Project Manager di Business Academy Aarhus Denmark (EAAA).

Materi kedua yakni Gamification, disampaikan oleh Anna Kalinowska-Zeleznik, Adam Jagiello-Rusilowski dari University of Gdansk Polandia dan Dr. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si, Ketua Program Studi Farmasi UKWMS.

Gamification bukan berarti memainkan permainan, namun merupakan sebuah perangkat yang memperbolehkan mengimplementasikan elemen permainan ke dalam lingkup yang bukan permainan seperti universitas untuk memotivasi anak didik dalam belajar.

Selanjutnya, Brigitta Revia, S.I.Kom., M.Med.Kom., dari Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS dan Ig Jaka Mulyana, STP., MT., Ketua Jurusan Teknik Industri UKWMS yang mengaplikasikan Learning by Case Method dalam proses belajar mengajar.

“Pada metode ini berpusat pada mahasiswa, dosen atau guru mendampingi. Jadi mengajarkan mereka pada situasi yang realistis, kasus apa saja yang terjadi di sekitar mereka, tidak sekedar tidak sekedar mengenai artis atau selebgram (selebriti Instagram) saja,” jelas Brigitta.

Seperti namanya, maka tidak ada kasus ya tidak belajar, karena yang paling utama adalah kasus itu sendiri. Hal lain yang patut diperhatikan juga adalah pengaturan tempat duduk, karena akan mendukung proses diskusi dalam kelas.

Berlanjut pada hari kedua, materi berikutnya Learning to Learn disampaikan oleh Dr. Christina Esti Susanti, SE., MM., CPMAP., Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana UKWMS yang dimentori oleh mitra kerja sama dari University of Sevilla Spanyol.

“Pada learning to learn ini mengharapkan anak didik belajar untuk belajar. Peran dosen menyediakan sumber daya, sebagai fasilitator. Sehingga sangat menghargai proses belajar, karena nilai saya adalah nilai proses yang bukan sekedar nilai UTS dan UAS,” papar Esti.

Materi terakhir, Learning by Teaching dengan pemateri Anthony Wijaya, S.Pd., M.Si., dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika UKWMS.

Learning by Teaching sendiri dikembangkan di Turku University of Applied Sciences, dan tergabung dalam bagian Educational Research, Development and Innovation Methods (ERDIM).

“Pada metode ini mahasiswa bertindak sebagai pelatih untuk murid dengan tingkat pendidikan yang paling dasar. Kemudian mahasiswa bekerja dalam tim pelatih yang beranggotakan 3-5 orang, untuk kemudian merencanakan, menyusun dan mengimplementasikan semua pelatihan secara mandiri,” kata Anthony.

Melalui kegiatan Indoped Dissemination Workshop yang digelar untuk eksternal, para guru maupun dosen yang hadir dapat memilih dan mengaplikasikan metode tersebut dalam proses belajar.

Bukan tanpa alasan, proses belajar mengajar saat ini tidak cukup hanya dengan datang, duduk dan dengar saja. Namun perlu dikembangkan, salah satunya melalui Innovation Pedagogy ini. Dan sekaligus membekali anak didik dengan kemampuan untuk berpikir kritis (critical thinking).(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
28o
Kurs