Indonesia menawarkan transfer teknologi kepada Senegal mendukung pelaksanaan proyek kereta api angkutan barang di negara Afrika dan Indonesia akan membantu mempromosikan memungkinkan Senegal memiliki alat dan keterampilan diperlukan dalam bidang operasi dan pemeliharaan kereta api jenis angkutan barang.
Mansyur Pangeran Duta Besar RI Dakar kepada Antara London, Selasa (17/4/2018) mengatakan minat Senegal terhadap industri perkeretaapian Indonesia sangat tinggi. Saat ini Senegal sedang dalam proses menghidupkan kembali moda transportasi kereta api yang dulu pernah ada diyakini akan dapat meningkatkan efisiensi dan berkontribusi pada pendapatan negara.
Indonesia perlu secara cepat mengambil peluang investasi ini sebelum diambil negara-negara lain, ujarnya menambahkan Senegal sedang mengembangkan dua jenis moda transportasi kereta api, yaitu kereta api cepat atau disebut “Train Express Regional” (TER) dan kereta api angkutan barang sepanjang 1.500 km. Proyek kereta api angkutan barang sebagai “logistic hub” untuk mengangkut barang-barang hasil tambang, pertanian, makanan dan memperlancar arus sirkulasi barang.
Ndene Sall Menteri Urusan Pengembangan Jaringan Perkeretaapian Nasional Senegal ketika bertemu dengan Budi Noviantoro Presiden Direktur PT. INKA di Madiun akhir pekan lalu mengatakan Senegal berharap Indonesia dapat berkontribusi membantu meningkatkan tingkat pengetahuan dan keterampilan di sektor perkeretaapian, serta berbagai protokol yang diperlukan memulai operasi dan pemeliharaannya.
Dubes Mansyur mengatakan pelatihan sumber daya manusia melalui transfer teknologi adalah prioritas untuk keberhasilan pelaksanaan proyek kereta api angkutan barang di Senegal.
Budi Noviantoro mengatakan PT. INKA akan memberikan program pelatihan pemeliharaan kereta kepada Senegal dengan biaya sepenuhnya dari PT. INKA. Sebagai langkah awal sebagaimana diutarakan Ndene Sall, Senegal akan membeli 10 lokomotif kereta api melalui pihak ketiga yang diestimasikan tiba di Senegal pada awal tahun 2019. Ndene Sall menyampaikan pihaknya akan menyampaikan spesifikasi teknis terkait dengan ukuran rel dan kereta api sesuai spesifikasi diperlukan.
Gaby Peretz Presiden Direktur AD Trade, secara prinsip menyetujui pembiayaan pembelian lokomotif kereta api dan menunggu proposal penawaran dari PT. INKA agar disesuaikan dengan spesifikasi yang ada di Senegal.
Budi mengatakan PT. INKA akan menyiapkan 3 lokomotif untuk segera dikirim setelah mendapatkan spesifikasi teknis dari Senegal. PT. INKA juga akan segera mengirim tim ke Senegal dalam rangka membahas spesifikasi teknis dan hal-hal lainnya seperti pengadaan jalur rel kereta api.
Ndene Sall berharap kerja sama dapat segera direalisasikan karena percepatan pelaksanaan proyek kereta api angkutan barang yang akan dapat mengurangi tingkat kemacetan di Senegal dan membatasi biaya pemeliharaan infrastruktur jalan dimana 300 truk per hari saat ini menggunakan poros Dakar-Tambacounda.
Sepanjang 533 km jalur kereta akan dibangun termasuk 470 km antara Tambacounda dan Diamniadio. “Kami juga akan melakukan rehabilitasi terhadap stasiun dan bengkel kereta yang ada serta membangun dua stasiun kontrol kereta di This dan Tambacounda,” ujarnya.
Ndene Sall juga menggambarkan mengenai proyek TER yang menghubungkan antara Dakar dan Diamniadio (kota industri baru di Senegal), dengan mobilitas lebih dari 100.000 penumpang per hari. Dikatakannya, dengan adanya proyek TER, airport baru (AIBD) yang terletak sekitar 60 km dari Dakar dapat dicapai dalam waktu 45 menit. Tujuan dari dari proyek TER adalah untuk mengembangkan jaringan transportasi multimodal dan memajukan pembangunan sosio-ekonomi daerah, serta pergerakan barang dan orang dengan biaya lebih rendah. Manfaat sosio-ekonomi lainnya yaitu perbaikan penataan urbanisasi.
Ndene Sall juga tertarik melakukan kerja sama dengan PT. WIKA dan menyampaikan bahwa sejalan dengan PSE, Senegal berencana membangun jalan tol sepanjang 50 km per tahun dan 15.000 perumahan/apartemen yang saat ini baru terpenuhi sebanyak 6.000 unit. Senegal memerlukan perluasan investasi dan kerja sama pembangunan infrastruktur yang dilakukan dengan RRT, Turki dan India. (ant/dwi)