Umat Tri Dharma yang malam ini menggelar doa dan persembahyangan di klenteng-klenteng menyambut malam pergantian tahun baru Kamis (15/2/2018) malam berharap rejeki, kemakmuran dan kesehatan ditahun baru 2569.
A Kiong pengurus klenteng Hong San Ko Tee Jl. HOS Cokroaminoto, Surabaya menyampaikan bahwa doa malam pergantian tahun memang seringkali ditujukan bagi diri sendiri, keluarga maupun untuk masyarakat luas.
“Biasanya memang seperti itu. Doa untuk diri sendiri, untuk keluarga juga untuk masyarakat luas. Mohon doa untuk kesehatan, rejeki, kemakmuran. Memohon agar keluarga tetap sehat, sejaterah di tahun baru yang akan datang,” terang A Kiong.
Umat menyalakan dupa, lilin merah dan membakar Kimchua sebagai bagian dari persembahayangan menjelang pergantian tahun Imlek. Umat bersama kerabat dan keluarga memanjatkan doa bersama, di klenteng-klenteng.
Tahun ini, lanjut A Kiong sesuai dengan Shio dan tradisi Cina adalah tahun Anjing. “Biasanya ada shio-shio lain yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan kondisi yang melingkupi tahun Anjing. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa setiap tahun memberikan keberuntungan tersendiri,” kata A Kiong.
Masyarakat penganut Tri Dharma, biasanya memilih berkumpul bersama kerabat, dan keluarga besar serta teman-teman lainnya usai melakukan persembahyangan di klenteng, untuk sekedar berkumpul dan bertukar cerita.
“Setelah sembahyang memang biasanya kumpul bersama keluarga. Makan-makan sambil cerita-cerita, ngobrol-ngobrol gitu. Yang muda memberi hormat pada yang tua, kyonghi. Biasanya yang tua atau mereka yang sudah berkeluarga memberikan angpao ke yang muda,” tambah A Kiong.
Sementara itu, Kamis (15/2/2018) malam ini dipastikan klenteng-klenteng di sejumlah kawasan di Kota Surabaya bakal dipadati umat untuk berdoa menyambut pergantian tahun baru Imlek.(tok/rst)