Kehadiran Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) diharapkan akan menjadi sebuah perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas, sebagai perguruan tinggi yang tidak mahal, bagus dan berkualitas.
“Kalau perguruan tinggi yang bagus, berkualitas tapi mahal, itu sudah biasa. Perguruan tinggi yang seperti itu memang dibutuhkan juga oleh masyarakat. Tapi kategori yang seperti itu sudah ada dan banyak ditemukan di Jawa Timur khususnya,” terang Prof. DR. Ir. Suprapto DEA, Ketua Kopertis VII Jawa Timur.
Masyarakat saat ini, lanjut Suprapto lebih kritis dan berani memilih terkait dengan pendidikan tinggi bagi putera-puterinya. “Dan kategori perguruan tinggi yang tidak mahal, bagus, serta berkwalitas tentunya akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat,” kata Suprapto.
Dan diharapkan ITTS nantinya mampu mewujudkan kebutuhan masyarakat tersebut agar generasi muda bangsa memiliki pendidikan cukup guna mengantisipasi perkembangan peradaban khususnya dibidang teknologi komunikasi.
Sementara itu ditegaskan Ir. Dwi S. Purnomo MM Ketua Dewan Yayasan Pendidikan Telkom, bahwa kebutuhan akan tenaga profesional dibidang teknologi komunikasi saat ini seiring dengan terus berkembangnya teknologi khususnya bidang komunikasi sangat dibutuhkan.
“Harapan kami demikian. Pada 2 atau 4 tahun awal pembukaan program studi di ITTS, kami bisa memperoleh akreditasi A, sehingga kami dapat membuktikan kepada masyarakat luas bahwa ITTS tidak hanya bagus gedungnya, tetapi memiliki program studi dan sistem pendidikan mumpuni,” tegas Suprapto.
Dijadwalkan bulan September 2018 nanti, ITTS mulai membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru. Dengan membuka 7 program studi Strata 1 (S1), yaitu Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro, Teknik Komputer, Teknik Industri, Teknologi Informasi, Sistem Informasi dan Rekayasa Perangkat Lunak.
“ITTS juga diharapkan mampu melahirkan karya-karya sesuai dengan kebutuhan Tridharma Perguruan Tinggi yang bermutu, sekaligus juga memperluas kesempatan akses belajar di perguruan tinggi bagi masyarakat dengan meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi,” pungkas Dwi S. Purnomo.
Dipilihnya Surabaya menjadi lokasi pengembangan lembaga pendidikan tinggi dibawah Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) dengan pertimbangan Surabaya menjadi satu diantara kota pendidikan, sekaligus pusat ekonomi dna pengembangan industri maritim, logistik, dna transportasi untuk kawasan timur Indonesia.(tok/iss)