Sabtu, 23 November 2024

ITS Tuan Rumah Pertemuan 11 PTN-BH se Indonesia

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Prof Joni Hermana saat menerima utusan dari 11 PTN-BH se Indonesia yang akan gelar pertemuan di ITS Surabaya. Foto: Humas ITS Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan juga Forum Majelis Wali Amanat (MWA), Majelis Senat Akademik (MSA) serta Asosiasi Dewan Guru Besar PTN-BH se-Indonesia, pada 4-5 April 2018 di Gedung Researh Center (Pusat Riset) ITS.

Kegiatan ini untuk meningkatkan akselerasi implementasi otonomi PTN-BH. Dalam hal ini berdasarkan peraturan perundang-undangan yang melibatkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara – Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Kementerian Keuangan, dan Kementerian Sekretaris Negara. Untuk itu, dalam kegiatan forum ini rencananya juga akan dihadirkan empat menteri terkait.

Forum pertemuan ini akan dihadiri langsung para rektor, anggota MWA, Senat Akademik dan Dewan Guru Besar dari 11 PTN-BH di Indonesia.

Antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Padjadjaran, Universitas Hassanuddin, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Tujuan utama forum pertemuan yang kali pertama digelar ini adalah untuk mencapai otonomi PTN-BH guna meningkatkan kualitas sekaligus mengangkat peringkat PTN Indonesia dalam taraf internasional.

“Melalui forum ini kami berharap dapat menghasilkan kejelasan hak dan kewajiban terkait otonomi PTN-BH,” terang Prof Dr Tridoyo Kusumastanto, Ketua MSA PTN-BH, Selasa (3/4/2018).

Selain itu, lanjut Tridoyo, terdapat beberapa topik lainnya yang akan dibahas pada forum tersebut. Di antaranya adalah pengembangan keilmuan yang saat ini sangat dibutuhkan, pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek), kerjasama dalam PTN-BH untuk pengembangan program-program, dan peraturan-peraturan yang mengatur perkembangan perguruan tinggi.

Selanjutnya adalah pembahasan terkait tata kelola Perguruan Tinggi, pengembangan inovasi, serta perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

“Isu-isu ini penting untuk kami bahas karena saat ini Indonesia memiliki tantangan besar secara global,” tambah Tridoyo yang juga Ketua Senat Akademik Institut Pertanian Bogor (IPB) didampingi Prof Ir Joni Hermana MScES PhD., Rektor ITS.

Hal senada diungkapkan Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, Ketua Senat Akademik ITS yang juga selaku Wakil Ketua MSA PTN-BH. “Hak-hak otonomi PTN-BH yang telah disebutkan masih semu, karena itu kami ingin kejelasan otonomi tersebut dari kementerian-kementerian yang terkait,” kata Priyo Suprobo.

Sementara itu, terkait adanya izin dari pemerintah untuk Perguruan Tinggi Asing (PTA) masuk Indonesia, Joni Hermana mengatakan bahwa saat ini 11 PTN-BH menyatakan siap menata langkah strategis untuk bersanding, bukan bertanding.

“Kita akan melayani dan membantu mahasiswa untuk bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki PTA tersebut melalui kerjasama yang kita jalin nantinya,” ujar Joni.

Langkah-langkah strategis yang disiapkan ke-11 PTN-BH tersebut, menurut Joni, antara lain adalah penjaminan mutu akademik PTN-BH dalam rangka mendukung program pemerintah dan pembangunan nasional, otonomi PTN-BH dalam mendukung pembangunan nasional dan menghadapi persaingan global, dan pemetaan serta pemenuhan Sumber Daya Manusia PTN-BH dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs