Memperingati 73 Tahun Kemerdekaan RI, Persatuan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS BETAKO) Merpati Putih (MP) menggelar Atraksi “Semarak Serentak untuk Indonesia Jaya” di halaman Mall Ciputra Word Surabaya, Minggu, (19/82018). Mereka unjuk gigi dengan mematahkan dan memecahkan materal keras seperti baja, beton, dan hebel yang berjumlah 17 buah.
Para pesilat ini di antaranya mematahkan 17 material seperti besi, pipa dragon, beton, sampai balok es tanpa bantuan peralatan berat. Baik dengan tangan kosong atau dengan kepala. Puncaknya, beberapa peserta memecahkan hebel (batu bata terbuat dari beton) berjumlah 73 yang disusun bertingkat dengan sekali pukulan.
Ari Kusdianto Ketua Pengurus Merpati Putih Surabaya mengatakan, atraksi ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi semarak kemerdekaan RI dengan tujuan untuk pembinaan mental, spritual, mempertahakan kebudayaan, sekaligus menanamkan nilai kebangsaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Surabaya.
Acara ini digelar serentak di delapan kota di Indonesia. Di Bandung, Bogor, Mimika, Surabaya, Solo, Banyumas, Cirebon, Makassar, dan Jakarta. Setidaknya, ada 200 orang yang tergabung dalam beberapa kelompok latihan cabang seperti ITS, UNAIR, UNTAG, Satpol PP, Armada Timur, Marinir serta kelompok cabe rawit di Surabaya.
“Ada juga beberapa peserta dari luar Surabaya, seperti Malang, Probolinggo dan Pasuruan, yang juga turut mendukung acara ini,” katanya dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Minggu (19/8/2018).
Khusus untuk kelompok cabe rawit, kata Ari, kelompok ini terdiri dari anak-anak Surabaya yang menunjukkan kemampuan selama mempelajari ilmu bersama merpati putih. Mereka yang masih sangat belia ternyata sudah cukup jago melancarkan jurus-jurus yang dipelajari di Merpati Putih dan mereka pamerkan secara apik di ajang itu.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya yang menghadiri acara ini mengatakn, ilmu bela diri bukan untuk bergaya atau menyakiti orang lain, tapi untuk membantu orang lain serta membela diri sendiri. “Bukan untuk bermusuhan atau menyakiti orang lain. Tidak ada gunanya,” katanya saat menyampaikan sambutan pembuka acara.
Ilmu bela diri, kata Risma, harus dipertahankan untuk kebaikan nusa dan bangsa sehingga negara ini bisa berjaya. Pencak silat, menurut dia juga merupakan khasanah budaya tradisional nusantara yang luar biasa dan harus dipertahankan.
Dia juga mengatakan, bagaimana dirinya mengalami sendiri bahwa mempelajari ilmu bela diri pencak silat seperti di Merpati Putih bisa menyembuhkan penyakit. Dia mengaku pernah berlatih pencak silat ini dan mempraktikkan latihan pernafasan sehingga dirinya bisa sembuh dari penyakit asma.
“Ilmu ini murni olah pernafasan, tidak memakai magic. Kalau rutin dilatih penyakit bisa disembuhkan,” katanya. Karena itu ke depan dirinya ingin ilmu bela diri ini bisa diterapkan untuk anak-anak yang pernah kecanduan narkoba. Dia optimistis, dengan metode pengobatan latihan pernafasan ini para pecandu narkoba bisa sembuh.
“Mari kita gunakan ilmu yang sudah diturunkan nenek moyang untuk membuat anak-anak kita lebih sehat. Saya yakin itu bisa,” kata Risma yang menerima cinderamata dari pengurus Merpati Putih setelah sambutannya. Dia juga sempat menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang ditampilkan oleh para peserta dengan wajah gembira.(den)