Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam empat kali berturut-turut letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, selama pukul 02.31 hingga 02.57 WITA, Selasa (22/1/2018).
Devy Kamil Syahbana Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Selasa, mengatakan erupsi tersebut mencapai amplitudo maksimum 24 milimeter.
Seperti dilansir Antara, Devy menjelaskan erupsi terjadi pukul 02.31 WITA dengan lama gempa 65 detik, kemudian pukul 02.45 WITA dengan lama gempa 92 detik, lalu pukul 02.49 WITA dengan lama gempa 404 detik dan pukul 02.57 WITA dengan lama gempa 121 detik.
Namun PVMBG tidak bisa mengamati ketinggian kolom abu karena gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu tertutup awan tebal. PVMBG memperkirakan abu letusan gunung api itu bergerak mengikuti angin yang saat itu bertiup ke timur-tenggara.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung tersebut tidak sampai mengganggu penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yang hingga saat ini masih beroperasi normal.
PVMBG juga tidak meningkatkan status peringatan penerbangan, dengan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) saat ini masih pada kode oranye atau waspada. Penerbangan dikatakan berbahaya apabila status VONA merah.
Dalam pengamatan yang dilakukan setiap enam jam, PVMBG mencatat pada pukul 00.00 hingga 06.00 WITA terjadi 10 kali hembusan dan tiga kali aktivitas vulkanik dengan temor menerus terekam dengan amplitudo 2-7 mm. Gunung Agung masih tertutup awan tebal dan asap kawah tidak teramati. (ant/dwi)