Terjadinya gempa susulan yang terjadi di Lombok, NTB, pada Minggu (19/8/2018), membuat semua elemen di Jawa Timur bergandengan tangan untuk bersama-sama memberikan bantuan kepada para korban gempa, baik bantuan material, logistik maupun tenaga.
“Bantuan dari Jawa Timur sangat banyak, kalau soal personil seperti yang dikatakan Pak Dinkes (dr. Kohar Hari Santoso , red) itu ada 745 personil yang terdata,” kata Subhan Wahyudi Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (21/8/2018).
Bantuan-bantuan tersebut, menurutnya, merupakan gabungan dari banyak elemen masyarakat. Mulai dari beberapa instansi, organisasi masyarakat maupun komunitas.
“Terdiri dari beberapa gabungan, dari BPBD gabungan itu ada 44 orang. Sedangkan relawan dari Jawa Timur itu ada 485 orang dari Mapala, PMI, HDMI Jatim, Baznaz Jatim dan lain-lain, ada banyak relawan lah. Dari tim medis ada 216, jadi total 745 personil,” ujarnya.
Disamping itu, bantuan juga datang dari CSS dunia usaha maupun instansi pendidikan di Surabaya. Bantuan mulai dari konteiner hingga alat berat.
Universitas Airlangga misalnya, mengirimkan kapal Satria Airlangga Unair, yakni rumah sakit apung yang saat ini bertanggar di dermaga Bangsal, Lombok.
“Seperti Gudang Garam itu membawa 29 konteiner. Jadi 29 konteiner itu bisa untuk kantor, untuk beberapa rumah sakit tadi yang tidak bisa dipakai, ruang operasinya diganti dengan bantuan konteiner dari Jawa Timur. Sedangkan PT. Trafindo, dari Surabaya membawa 3 alat berat yang digunakan untuk memeratakan bahan-bahan yang ambruk itu,” katanya.
Meski demikian, menurut Subhan, para korban masih membutuhkan bantuan logistik lain seperti makanan, tenda dan selimut. Untuk menyalurkan banyaknya bantuan tersebut, BPBD Jatim berkoordinasi dengan BNPB NTB dan Pangdam Udayana untuk mengetahui daerah-daerah mana saja yang membutuhkan bantuan.(tin/rst)