Pasien diduga korban minuman keras (miras) oplosan sampai Rabu (25/4/2018) sore masih berdatangan di RSUD Dr Soetomo. Ada empat pasien baru yang masuk, yang mana dua di antaranya rujukan dari RSUD Dr Soewandhie.
Dua pasien masuk Rabu (25/4/2018) pagi dalam waktu yang tidak bersamaan. Mereka adalah Eko (18 tahun), warga Tuban, yang masuk pukul 11.30 WIB, dan Robert (37) warga Karang Poh, Tandes, yang masuk pukul 12.35 WIB.
“Keduanya dalam keadaan tidak sadar dan sesak napas, serta harus kami lakukan Hemodialisis supaya racun di darahnya tidak mempengaruhi organ lain,” ujar dr Pesta Parulian Kepala Promosi Kesehatan Masyarakat dan Humas RSUD Dr Soetomo.
Dr Pesta menjelaskan, Eko yang masih berusia 18 tahun adalah rekan kerja Wawan, warga Jember yang masih berusia 16 tahun. Keduanya bekerja sebagai pekerja bangunan di kawasan Sambikerep.
Sebelumnya, Wawan ditemukan meninggal diduga setelah menenggak miras oplosan di kawasan Kenjeran pada Sabtu (21/4/2018), lalu masih mengonsumsi miras sampai Selasa (24/4/2018).
Sementara Robert adalah peminum tunggal. Dr Pesta mengatakan, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, Robert ini membeli, meracik dan meminum sendiri miras itu sampai akhirnya masuk RS.
“Dia racik sendiri minuman itu, pakai bahan apa, saya kurang tahu. Informasi yang kita dapat sih dicampur dengan sprite,” katanya.
Rabu sore antara pukul 15.30-16.30 WIB, dua pasien rujukan dari RSUD Dr Soewandhie masuk ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soetomo. Keduanya masih merupakan sanak keluarga.
Salah satu dari mereka, Manding Suryo Putro (23 tahun) warga Pacar Keling Gang IV, merupakan adik kandung Samsul Hidayat (38 tahun) yang meninggal Minggu (22/4/2018) lalu.
Hindun (54) ibu kandung Manding dan Samsul mengatakan, Manding juga sempat minum bersama kakaknya pada Sabtu (21/4/2018) lalu. Saat ini, dia mengeluh sering mengantuk dan sesak napas.
“Ya memang biasa minum, tapi baru kali ini sampai begini,” ujar Hindun saat ditemui di IGD RSUD Dr Soetomo.
Pasien dari RSUD Dr Soewandhie lainnya yang dirujuk ke RSUD Dr Soetomo adalah Badrus Samsi, yang merupakan saudara sepupu Manding Suryo Putro.
Ani, adik kandung Badrus yang mengantarkan ke RS Dr Soetomo mengatakan, kakaknya sebenarnya tidak ikut minum bersama Samsul dan Manding.
“Tapi kata Pak RT, karena kakak saya juga suka minum disuruh periksa juga ke Puskesmas. Sama puskesmas dirujuk ke RSUD Dr Soewandhie, lalu dirujuk ke sini, katanya supaya dapat penanganan lebih cepat,” ujarnya.
Sebelumnya, dr Arif Setiawan Kasie Pelayanan Medik RSUD Dr Soewandhie mengatakan, pasien yang diduga korban miras dirujuk ke RSUD Dr Soetomo supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pasien-pasien itu, kata dia, membutuhkan penanganan cuci darah segera dan perlu mendapatkan antidot atau penangkal keracunan metanol. “Nah, antidot ini adanya di (RSUD) Dr Soetomo,” katanya.(den/dwi/tok)