Sabtu, 23 November 2024

Dubes Tantowi Dorong Akses Pasar Buah Indonesia pada Pertemuan ACW-Menteri Selandia Baru

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Duta Besar Tantowi Yahya bersama dengan para Duta Besar ASEAN terkreditasi di Wellington yang tergabung dibawah payung ASEAN Community in Wellington (ACW). Foto: Istimewa

Para Duta Besar ASEAN terkreditasi di Wellington yang tergabung dibawah payung ASEAN Community in Wellington (ACW), bersama Duta Besar Tantowi Yahya, Rabu (19/9/2018) bersama dengan pmelakukan rapat kerja dengan dua menteri ekonomi Selandia Baru yaitu David Parker Menteri Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekspor, dan Damian O Connor Menteri Pertanian.

Pertemuan para Dubes ASEAN dengan dua menteri Selandia Baru tersebut, terlaksana pada saat yang tepat, saat dimana Asean sedang giat-giatnya meningkatkan hubungan dagang, pertanian, pendidikan dan pariwisata dengan Selandia Baru.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Tantowi menyampaikan concern (perhatian) ASEAN tentang regulasi importasi buah segar ke Selandia Baru.

“Masing-masing negara ASEAN memiliki target peningkatan volume perdagangan yang tinggi dengan Selandia Baru, hal ini idealnya dapat didukung pula oleh keseriusan pemerintah Selandia Baru dalam memberikan berbagai kemudahan,” ujar Tantowi.

Menurut Tantowi, ASEAN adalah produsen utama buah-buahan segar tropis seperti pisang dan nanas yang banyak dikonsumsi masyarakat Selandia Baru. Tetapi sejauh ini Importasinya sering terkendala.

“Laju eksport buah-buahan tersebut sering terkendala oleh penerbitan Import Health Standar (IHS) yang memerlukan proses yang panjang,” jelas Tantowi.

Kata dia, Indonesia sudah memiliki IHS untuk manggis dan salak dan sedang berusaha untuk memasukkan pisang dan mangga. Secara spesifik Dubes Tantowi minta kepada Menteri Pertanian agar Selandia Baru dapat membelakukan IHS secara kolektif kepada seluruh negara ASEAN karena produksi buah-buahan ASEAN hampir mirip seperti mangga, pisang, pepaya dll.

“Untuk banyak hal, kami minta agar Selandia Baru melihat Asean sebagai sebuah kolektivitas,” kata Tantowi.

Dia juga menyampaikan harapan agar kebijakan Perdagangan Selandia Baru dapat lebih melihat ASEAN yang secara georafis lebih dekat dengan Selandia Baru. Sekaligus juga melihat ASEAN sebagai pasar potensial berpenduduk 600 juta jiwa, bonus demografi usia produktif di tahun 2030 dan letak strategis jalur perdagangan dunia dengan volume mencapai US$ 5 triliun.

Pertemuan yang dihadiri 4 Dubes (Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam) dan 2 KUAI (Singapura dan Thailand) tersebut juga membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama lainnya, seperti Regional Comprehensive Partnership (RCEP), Comprehensive Partnership Trans Pacific Partnership (CP TPP), kerja sama Pendidikan, ketenagakerjaan dan UKM.

Untuk isu ketenagakerjaan, Menteri Parker menyatakan bahwa sejalan dengan peningkatan perekonomian, Selandia Baru masih memerlukan masuknya tenaga kerja asing, misalnya dari India, Filipina termasuk Indonesia. Namun, masuknya tenaga kerja tersebut harus tetap mempertimbangkan aspek lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial.(faz/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs