Perpustakaan di era digital dan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat saat ini, secara fisik memang dijauhi pengunjungnya. Tetapi secara konten atau download content pengunjung perpustakaan meningkat 100 persen.
Amirul Ulum M.Ip., Direktur Perpustakaan Universitas Surabaya, Rabu (12/9/2018) menyampaikan itu menyoal perpustakaan kampus di era perkembangan informasi dan teknologi serta digitalisasi di hampir setiap sisi kehidupan manusia saat ini.
“Secara fisik kunjungan ke perpustakaan memang mengalami penurunan. Bahkan catatan kami dalam sehari itu saat ini di kisaran 300 hingga 500 saja. Padahal sebelumnya bisa mencapai 1.000 bahkan lebih. Ini kunjungan secara personal lho, memang menurun,” terang Amirul.
Penurunan kunjungan tersebut, lanjut Amirul jika dikaji lebih mendalam memang satu diantara penyebabnya adalah digitalisasi literasi. “Artinya, perkembangan teknologi dalam bentuk digitalisasi itu juga merambah printing atau cetakan penerbitan termasuk buku,” lanjut Amirul.
Dengan menggunakan gadget, mahasiswa atau masyarakat memang dapat mengakses atau embaca buku-buku sesuai kebutuhan mereka. Buku secara fisik yang memang menjadi bagian lebih besar dari jumlah koleksi perpustakaan menjadi mulai ditinggalkan.
“Dan berdasarkan catatan kami, mereka yang mendownload berbagai literatur atau buku secara digital memang meningkat. Bahkan peningkatannya lebih dari 100 persen. Ini memang dampak lain yang memang tidak dapat dihindarkan dari digitalisasi literasi,” kata Amirul.
Sementara itu terkait dengan berbagai administrasi untuk perpustakaan, digitalisasi juga memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk dapat memanfaatkan perpustakaan seluas-luasnya.
“Belum lagi soal administrasi. Kalau dulu pengunjung wajib melakukan perpanjangan kartu perpustakaan atau memperpanjang masa pinjam buku dengan hadir di perpustakaan, sekarang tidak. Dengan gadget administrasi tadi bisa dilaksanakan,” kata Amirul.
Oleh karena itu, tambah Amirul meyakinkan bahwa saat ini dapat dipastikan bahwa kunjungan ke perpustakaan diseluruh kampus atau perpustakaan umum mengalami penurunan jumlah pengunjungnya secara fisik.
“Ini tidak dapat dihindari memang. Tetapi dari hasil sebuah penelitian bahwa keinginan masyarakat atau mahasiswa untuk kembali membaca buku secara fisik, buku printing, tentunya menggembirakan bagi pengelola perpustakaan,” tegas Amirul.
Dewi mahasiswi Psikologi memilih membaca buku di perpustakaan dibanding dengan gadget karena menurutnya mengasyikkan. “Membuka-buka halaman bukunya kan tidak ditemui di gadget. Lebih suka baca bukunya langsung,” ujar Dewi.
Sekadar diketahui, Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan yang dilakukan setiap tanggal 14 September merupakan momen untuk mengingatkan betapa pentingnya perpustakaan bagi masyarakat. Bangsa yang maju senantiasa dibarengi dengan minat baca yang tinggi di kalangan masyarakat.(tok/dwi)