Tri Rismaharini Walikota Surabaya memamerkan Surabaya sebagai Smart City di depan para pimpinan Universitas se-Indonesia di Lokakarya Nasional UI GreenMetric 2018 yang digelar di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kamis (20/9/2018).
Risma memaparkan beberapa hal terkait Sustainable Development Goals atau pembangunan berkelanjutan yang sedang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Ia mencontohkan, dalam upaya energi ramah lingkungan, pemerintah kota Surabaya telah berhasil mengonversi sampah-sampah di TPS untuk menjadi listrik yang menerangi taman-taman di Surabaya.
Risma juga menyebut, pembangunan manusia menjadi fokus tersendiri bagi kota tersebar kedua di Indonesia ini
Ia mengatakan, Surabaya telah berhasil memberikan pendidikan gratis hingga tingkat SMP, memberikan layanan permakanan gratis kepada 29.249 orang, penyediaan rumah susun murah bagi warga Surabaya, dan sederet pencapaian yang dipamerkan di depan para Profesor.
“Surabaya sudah bisa memproduksi sayur mayur sendiri. Kata siapa Surabaya yang panas ini tidak bisa. Ternyata saya dibujuki (dibohongi, red) selama ini,” kata Risma sambil berkelakar.
Ia juga memamerkan keberhasilan Pemkot Surabaya dalam merubah wajah eks lokalisasi Dolly menjadi kampung yang penuh dengan UKM. Ia menunjukkan, bahwa Dolly sudah berubah. Contohnya, di Dolly ada produsen sandal hotel, sablon, pomade, dan lain-lain.
Ia juga menunjukkan pembangunan seperti broadband learning center di rumah susun pemerintah yang bisa menjadi tempat mencari pengetahuan dan 200an lapangan futsal murah yang bisa dimanfaatkan warga.
Terkait konsep E-Government, ia menyebut, Kota Surabaya telah memiliki 1200 an CCTV yang dapat memonitor lalu lintas, rumah pompa, keamanan, dan objek vital. Di lembaga pemerintah, kamera-kamera CCTV juga turut dipasang untuk memantau kinerja pegawai.
“Software-software untuk mengoperasikan itu semua, dibuat oleh orang Surabaya. Sehingga harganya bisa jauh lebih murah,” katanya. (bas/tin/rst)