Selama puncak musim kemarau (Juli sampai Agustus 2018) suhu udara saat dinihari sampai pagi hari di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini karena kondisi cuaca yang cerah (minim awan) dan pengaruh musim dingin di Australia.
Udara dingin saat malam dan dinihari terjadi hampir merata termasuk di Surabaya dan Bandung.
Rendy, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengatakan, minimnya awan, membuat panas matahari yang sampai ke bumi pada malam hari, tidak dipantulkan kembali pada siang hari.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu minimum di Kota Bandung mencapai 16,4 derajat celcius akibat adanya aliran massa dingin di sebelah selatan garis khatulistiwa.
Berdasarkan pengamatan BMKG di seluruh wilayah Indonesia selama 1 hingga 5 Juli 2018, suhu udara kurang dari 15 derajat Celcius tercatat di beberapa wilayah yang seluruhnya memang berada di dataran tinggi atau kaki gunung. (ant/bid)