Community Outreach Program (COP), sebuah kuliah kerja nyata internasional yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Petra (UK Petra) bertujuan mengajak mahasiswa peka pada lingkungan sosial.
Dilaksanakan di Mojokerto mulai 17 Juli 2018 sampai 9 Agustus 2018, dengan tema: Keep Blessing The Nations, diikuti sekurangnya oleh 211 mahasiswa dari 7 negara yang dijadwalkan akan ikut mengembangkan kabupaten Mojokerto dalam COP 2018 kali ini.
Ke 211 peserta tersebut terdiri dari 98 mahasiswa UK Petra Surabaya, 10 orang mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, 27 mahasiswa Dong Seo University Korea selatan, 15 mahasiswa International Christian University Jepang, 10 mahasiswa Hong Kong Baptist University Hong Kong, 3 mahasiswa Hong Kong Institute of Education Hong Kong, 1 mahasiswa Hong Kong University of Science and Technology Hong Kong, 27 mahasiswa InHoland University Belanda, 1 mahasiswa Mamoyama Gakuin University Jepang, 1 mahasiswa Lignan University Hong Kong, 11 mahasiswa Guangxi Normal University China, 3 mahasiswa Fu Jen Chatolic University Taiwan dan 4 mahasiswa National Taiwan University of Science and Technology Taiwan.
Seluruh peserta dibagi 8 kelompok dan ditempatkan pada lokasi yang tidak sama. Setidaknya terdapat 8 dusun di 7 desa. Masing-masing diantaranya adalah Dusun Lebaksari dan Dusun Siman di Desa Rejosari, Desa Jembul, Dusun Gumeng di Desa Gumeng, Dusun Seketi di Desa Jatidukuh, Desa Dilem, Dusun Begagan di Desa Begagan Limo dan Dusun Blentreng di Desa Ngembat.
“Selamat datang di UK Petra. Dengan mengedepankan service learning, kalian akan tinggal, bekerja dan memecahkan masalah bersama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadikan ini pengalaman yang berharga,” terang Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., Rektor UK Petra Surabaya, Selasa (31/7/2018).
Para peserta COP 2018 dijadwalkan mengerjakan berbagai proyek-proyek yang memang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Mulai dari kebutuhan papan, perumahan, air serta pendidikan.
Dikarenakan proyeknya menyesuaikan kebutuhan masyarakat, maka proyek di tiap desa bisa berbeda. Misalnya masalah utama di dusun Seketi Desa Jatidukuh adalah air dan pendidikan anak.
Maka untuk proyek fisiknya akan membuat alat penjernihan, Bio Sand Filter dan membuat mural gedung PAUD serta pengadaan alat pembelajaran.
Sedangkan untuk proyek non fisiknya berupa mengajarkan warga menjual sampah ke luar desa untuk menghasilkan uang. Lain halnya dengan yang ada di Dusun Blentreng Desa Ngembat. Proyek fisiknya, para peserta akan mengecat mushola dan sekolah.
Sedangkan proyek non fisik, akan mengajarkan membuat karya seni dari barang-barang bekas untuk anak-anak. “Mereka akan mengerjakan proyek fisik dan non fisik bersama-sama. Para peserta COP 2018 akan tinggal bersama para penduduk. Tetaplah menjadi berkat bagi sesama mahasiswa dan para penduduk,” kata Dr. Drs. Ribut Basuki, M.A., Kepala LPPM UK Petra.
Pelaksanaan COP di Kabupaten Mojokerto ini sudah memasuki tahun keempat, selain bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, UK Petra juga menggandeng mitra lokal Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia dan Yayasan Pondok Kasih Surabaya.
“COP ini merupakan wadah pelayanan, pembelajaran, interaksi multikultural, ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni mahasiswa dari berbagai negara,” pungkas Prof. Djwantoro.(tok/dwi)