Cakupan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri di Provinsi Jawa Timur, sudah mencapai 94,13 persen, dari target 10 juta lebih jiwa dengan sasaran usia 1 sampai 19 tahun.
Data tersebut dihimpun dari Dinkes Jatim, untuk periode 1 Februari 2018 sampai 22 Maret 2018.
Kohar Hari Santoso Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mengatakan angka tersebut naik sebesar 7,54 persen, dari minggu lalu. Sebelumnya, pada tanggal 13 Maret, Dinkes Jatim mencatat cakupan ORI telah mencapai 86,59 persen.
“Setiap hari, angka cakupan ORI menunjukkan perubahan, yaitu semakin meningkat. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat di Jatim sudah mulai peduli dengan program itu. Adanya program ORI ini, sebagai upaya untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus difteri di Jatim,” kata Kohar, Jumat (22/3/2018).
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, ada 12 kota atau kabupaten di Jatim, yang cakupannya diatas 100 persen. Rincian dari 12 kota atau kabupaten tersebut, diantaranya Kota Mojokerto 142,64 persen, Kota Madiun 133,21 persen, Kota Kediri 127,21 persen, Kota Blitar 115,64 persen, Kota Pasuruan 113,64 persen, Nganjuk 102,07 persen, Lamongan 102,04 persen, Kota Surabaya 101,87 persen, Kota Batu 101,86 persen, Jombang 101,83 persen, Mojokerto 100,91 persen dan Kota Malang 100,74 persen.
“Ada 12 kota atau kabupaten yang cakupannya diatas 100 persen. Namun secara keseluruhan, dari 38 kota atau kabupaten di Jatim, rata-rata sudah diatas 90 persen. Ada beberapa juga yang masih dibawah 90 persen,” kata Kohar.
Kohar mengingatkan bahwa imunisasi difteri harus dilakukan tiga kali suntik selama tahun 2018. Untuk putaran kedua, rencananya akan dilakukan pada bulan Juli, sedangkan putaran ketiga, akan dilaksanakan pada bulan November.
“Dimohon untuk anak-anaknya, yang berusia 1-19 tahun, yang belum diimunisasi segera ke puskesmas terdekat untuk imunisasi difteri,” tambahnya.(ang/ipg)