Jenderal Polisi Tito Karnavian Kapolri mengatakan, rentetan aksi serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo pelakunya semua satu keluarga. Ini merupakan aksi dari jaringan Dita yang pertama kali meledakkan diri di Gereja Jl Arjuno kemarin.
Menurut Kapolri aksi berantai ini merupakan bentuk pembalasan pascaditangkapnya pimpinan mereka.
“Di Jatim yang paling bereaksi adalah JAD Surabaya yang dipimpin Dita ini,” ujarnya di Media Center Polda Jatim, Senin (14 /5/2018).
Kapolri mengatakan, semua bom bunuh diri ini menggunakan bahan peledak triacetone triperoxide (TATP) yang di Irak dan Syiria Bom ini memiliki julukan the mother of satan.
Kapolri mengatakan, ledakan di Rusunawa Sidoarjo merupakan ledakan karena kecelakaan dilakukan pelaku Anton yang merupakan teman dekat Dita. Dalam peristiwa semalam, 3 orang meninggal yaitu Anton, istri dan anaknya.
“Anton ini juga pernah bersama Dita berkunjung ke napi teroris di Tulungagung. Mereka adalah sahabat di kelompok JAD,” katanya.
Sedangkan bom di Mapolrestabes Surabaya pada pukul 9.04 WIB tadi, kata Kapolri, dilakukan 5 orang satu keluarga juga. Mereka menggunakan motor membawa peledak, juga melibatkan Anak kecil.
“Mereka sekeluarga menggunakan dua motor lima orang. Tapi saat ledakan anak 8 tahun yang dibonceng di depan terlempar dan masih selamat. Korban anggota kepolisan yang jaga tidak ada yang meninggal dunia,” kata Kapolri.(bid/iss)