Sabtu, 23 November 2024

Bertahan di Ledakan Pertama, Polisi Tembak Anton Karena Bawa Switcher Bom

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan
Mobil Jenazah yang mengangkut 3 korban tewas dalam ledakan bom di Rusunawa Sepanjang.(Foto : Eddy suarasurabaya.net)

Polisi terpaksa menembak mati Anton Febrianto (47 tahun) karena masih memegang switching bahan peledak di dalam rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Sepanjang blok B lantai 5 nomor 2. Irjen Polisi Mahfud Arifin Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Senin (14/5/2018) dini hari mengatakan langkah itu dilakukan sebelum tim Gegana Brimob Daerah Polda Jawa Timur menyisir bahan peledak di ruangan rumah susun tersebut.

Pernyataan ini disampaikan Kapolda Jawa Timur atas pertanyaan 6 kali suara ledakan. “Itu bukan ledakan bom. Itu suara tembakan,” jelasnya.

Sementara itu Kombes Polisi Frans Barung Mangera Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur menambahkan, Anton adalah pelaku yang mengusai bom. Saat terjadi ledakan pertama malam kemarin, dia masih hidup.

“Karena itu polisi harus melumpuhkannya, karena dia masih memegang switcher,” kata dia.

Setelah dipastikan tewas, polisi melakukan evakuasi terhadap 3 tas berisi bom dan 2 jenazah lainnya yang ada di dalam ruangan.

Dua jenazah lainnya itu, Puspitasari (47 tahun) istri Anton yang tewas akibat ledakan pertama dan Hilta Aulia Rahman (17 tahun) puteri pertama Anton yang tewas juga dalam ledakan pertama.

Sementara 3 anak Anton, masing-masing AR (15 tahun), FP (11), dan GHA (10) masih hidup. FP dan GHA menurut Frans, mengalami luka-luka akibat ledakan pertama. “Mereka berdua dibawa kakaknya, AR ke RS Siti Khotijah, Sepanjang,” jelas Frans.(edy)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs