Sebanyak 15 agen perjalanan wisata dan enam media Malaysia mengunjungi sejumlah objek wisata di Kabupaten Banyuwangi menjelang mulai dibukanya penerbangan internasional Kuala Lumpur (Malaysia)-Banyuwangi, Jawa Timur.
Nurdiansyah Asisten Deputi Direktur Bidang Pameran Asia Tenggara Kementerian Pariwisata di Banyuwangi, Jumat (30/11/2018) mengatakan, para pelaku pariwisata dan media yang merupakan orang-orang berpengaruh di Negeri Jiran itu mengunjungi Banyuwangi difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI.
“Kunjungan famtrip (familiarization trip) ini akan berlangsung lima hari sejak 27 November hingga 1 Desember. Mereka akan kami perkenalkan dengan berbagai objek wisata di Banyuwangi, seperti Kawah Ijen yang terkenal dengan api birunya (blue flame) yang mendunia serta Padang Rumput Sadengan yang merupakan habitat banteng dan beragam flora-fauna di Taman Nasional Alas Purwo,” katanya.
Selain itu mereka juga akan diajak ke Pantai Plengkung alias G-Land yang memiliki ombak selancar kelas dunia, Bangsring Underwater, Pulau Tabuhan, dan menikmati wisata seni-budaya khas Banyuwangi.
Nurdiansyah mengatakan, program ini untuk mempertemukan agen wisata Malaysia dan Banyuwangi, serta mengenalkan berbagai sarana dan akomodasi di daerah berjuluk The Sunrise of Java itu, seperti hotel, restoran, dan lainnya.
“Di Banyuwangi, banyak resor dan hotel berarsitektur unik dengan view indah, ada berlatar pantai, pegunungan, persawahan, lengkap. Ini kami perkenalkan. Apalagi program ini pas momennya, karena akan ada penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi,” katanya dalam keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi yang dilansir Antara.
Nurdiansyah mengatakan, penerbangan langsung itu akan menambah jumlah kedatangan wisatawan Malaysia ke Indonesia. Tahun ini Kemenpar menargetkan 2,7 juta wisatawan dari Malaysia. Hingga September lalu sudah tercatat 1,9 juta wisatawan Malaysia berwisata ke Indonesia.
Zainul Idris Yunus Konsul Jenderal RI di Johor Bahru mengatakan, program ini memasarkan Banyuwangi ke berbagai daerah di Malaysia, seperti Johor, Negeri Sembilan, Pahang, dan Malaka, yang merupakan wilayah KJRI Johor.
“Kami memilih Banyuwangi karena pemimpinnya sangat proaktif. Selain itu, karakter wisatawan Malaysia banyak yang suka wisata alam, religi, dan kuliner, nah di Banyuwangi ini semua itu ada,” kata Zainul.
Di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, misalnya, peserta famtrip sangat tertarik dengan situs Pura Kawitan yang bisa menjadi jujugan keturunan India yang mayoritas penganut Hindu. Di Malaysia, keturunan India menjadi salah satu kelompok terbesar, selain Melayu dan China.
Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi berterima kasih atas dorongan banyak pihak untuk memajukan daerahnya.
“Semoga pengembangan Bandara Banyuwangi menjadi bandara internasional menjadi injeksi baru bagi daerah untuk terus berkembang,” kata Anas.
Dia optimistis bisa menjaring turis Malaysia serta turis negara lain yang datang melalui penerbangan dari Kuala Lumpur. Sekarang tren turis Malaysia ke Indonesia tumbuh signifikan. Bahkan mulai mendekati lumbung turis selama ini, seperti Australia dan China.
“Banyuwangi berharap bisa menangkap ‘kue’ turis Malaysia. Apalagi, Presiden Jokowi mampu membangun diplomasi yang anggun dengan PM Mahathir Mohamad dan Wakil PM Wan Azizah, sehingga situasi nyaman ini ikut mendorong turis Malaysia ke Indonesia,” ujar Anas.(ant/tin/rst)