Sebagai warisan budaya dan tradisi Nusantara yang mendapat pengakuan internasional, keberadaan Batik menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga serta melstarikannya.
“Meskipun teknik membatik juga dikenal oleh negara lain, tetapi Batik kita memang punya kekhasan tersendiri. Oleh karena itu pengakuan secara internasional bahwa batik adalah warisan budaya dan tradisi Nusantara harus dapat dijaga kelestariannya,” terang Lintu Tulistyantoro dosen dan pelestari Batik.
Menurut Lintu, sudah saatnya Batik menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan masyarakat negeri ini. Batik harus dihargai oleh bangsanya sendiri.
Perkembangan teknologi saat ini, lanjut Lintu memang memberikan kemudahan bagi proses pengerjaan Batik. “Tetapi jangan lupa bahwa itu saja tidak cukup. Batik harus dijaga dan dilestarikan,” kata Lintu.
Bahkan bila perlu, membatik bisa dijadikan bagian dari pendidikan dasar, agar generasi muda negeri ini mengenali dan mencintai dan untuk kemudian ikut melestarikan keberadaan Batik.
“Kalau sejak awal generasi kita sudah dikenalkan dengan Batik sebagai kekayaan tradisi dan budaya Nusantara yang memang harus dilestarikan, maka harapannya generasi muda juga akan mencintai Batik. Ini sangat penting,” papar Lintu.
Karena itu, Lintu mengingatkan bahwa menjaga dan melestarikan Batik adalah tugas bersama seluruh masyarakat. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata.
“Kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikan Batik, lalu siapa? Ini warisan tradisi dan budaya nusantara yang harus kita jaga bersama. Harus kita lestarikan bersama. Kita semua yang wajib melestarikannya,” pungkas Lintu.
Lintu Tulistyantoro, Kamis (5/4/2018) menjadi satu diantara narasumber pada semiloka tentang Batik dan Ibu yang digelar di kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.(tok/dwi/ipg)