Badan SAR Nasional pada Jumat (2/11/2018), akan menurunkan kapal dengan jangkar empat untuk mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
“Sehingga nanti kapal bisa berhenti d atas air tanpa bergerak. Setelah itu baru dilakukan proses pencarian,” kata M Syaugi Kepala Badan SAR Nasional di Posko JITC Tanjung Priok, dilansir Antara, Kamis malam (1/11/2018).
M Ilyas Kepala Balai Teknologi Survey Kelautan BPPT yang ikut dalam proses pencarian menyebutkan, pencarian CVR menjadi sulit karena di bawah laut yang menjadi titik pencarian ada pipa Pertamina yang membuat Kapal Baruna Jaya tak bisa menurunkan jangkar.
“Tadi itu karena ada pipa Pertamina kami harus mudur sekitar 550 meter untuk mengoperasikan Remote Operating Vehicle. Tapi karena sulitnya arus kami pindah ke titik lain yang diduga menyimpan banyak serpihan,” kata dia.
Menurut Ilyas, sejak awal Kapal Riset Baruna Jaya I milik BPPT yang digunakan mencari kotak hitam Lion Air JT610 memang sudah mendeteksi dua sinyal yang satu di antaranya menghasilkan temuan FDR. (ant/ang)