Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dibantu TNI-Polri, masih melakukan pencarian korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 yang kemarin Senin (29/10/2018), jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Didi Hamzar Direktur Kesiapsiagaan Basarnas mengungkapkan, area pencarian hari ini diperluas mencapai radius 10 mil laut internasional, atau sekitar 18,5 kilometer.
Dia menjelaskan, ada 13 titik fokus pencarian, yang terdiri dari titik pencarian dengan sonar untuk mendeteksi benda di dalam air, kemudian titik pencarian dengan metode penyelaman, serta penyisiran di permukaan air.
“Hari ini, search area diperluas radiusnya sekitar 10 nautical miles, sesuai standar internasional,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (30/10/2018), di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.
Upaya pencarian, menurut Didi, juga dilakukan lewat udara, di mana Basarnas mengoperasikan dua unit helikopter dan Pesawat CN 235.
Dalam proses pencarian ini, Tim Basarnas Special Group, kata Didi, melibatkan 53 personel Basarnas dibantu Anggota TNI dan Polri, beserta peralatan yang dibutuhkan.
Selain itu, Basarnas juga mendirikan posko di Tanjung Karawang untuk menampung informasi terkait lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, dari masyarakat khususnya nelayan.
“Itu semua kami lakukan supaya pencarian efektif,” tegas Didi.
Seperti diketahui, kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, terjadi di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), beberapa menit sesudah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Berdasarkan manifes penerbangan, total ada 189 orang di dalam Pesawat Lion Air JT 610, terdiri dari 178 penumpang, serta 11 orang lainnya termasuk pilot dan kru pesawat.
Selain mencari korban, sampai sekarang, Tim Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih berupaya menemukan badan Pesawat Boeing 737 Max 8 dan kotak hitam, untuk mengungkap penyebab kecelakaan. (rid/nin/ipg)