Sabtu, 23 November 2024

Bank Dunia Berikan Pinjaman 300 Juta AS Untuk Logistik Maritim Indonesia

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman baru senilai 300 juta dolar AS yang akan mendukung pemerintah Indonesia melakukan reformasi untuk mengurangi biaya sekaligus meningkatkan keandalan logistik maritim.

“Logistik maritim yang efisien penting bagi pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor manufaktur, pertanian, dan jasa,” kata Rodrigo A. Chaves Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dan Timor-Leste dalam pernyataannya mengenai pinjaman ini di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).

Chaves menambahkan, sistem logistik yang lebih baik akan meningkatkan daya saing serta membantu mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan begitu dapat menurunkan harga barang dan jasa di daerah pelosok, terutama di kawasan timur Indonesia.

Antara melansir, pinjaman ini merupakan bagian dari Second Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan (DPL) yang dibuat berdasarkan reformasi yang dicapai melalui Logistics DPL. Logictic DPL sendiri pertama yang disetujui pada November 2016 untuk mengatasi hambatan dalam pergerakan barang di dalam dan keluar perbatasan Indonesia.

Saat ini, pengoperasian pelabuhan yang tidak efisien, pasar layanan logistik yang tidak kompetitif, serta prosedur perdagangan yang panjang telah menghambat daya saing Indonesia.

Pelabuhan sering dianggap menjadi titik penghambat dalam rantai logistik Indonesia. Ini dikarenakan infrastruktur yang terbatas, regulasi yang minim, dan produktivitas yang rendah.

Hambatan tersebut berkontribusi pada biaya logistik lebih tinggi bagi sektor manufaktur Indonesia dibanding Thailand dan Vietnam. Hambatan serupa ikut berperan dalam lebih rendahnya kinerja logistik Indonesia dibanding negara-negara di kawasan, seperti yang terukur dalam World Banks Logistics Performance Index.

Ekonom senior Bank Dunia Massimiliano Cali menambahkan proyek ini bisa membantu Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang memiliki rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.

“Proyek ini akan membantu mengatasi beberapa hambatan utama di berbagai titik rantai persediaan,” kata Cali.

Fokus utama proyek ini adalah memperkuat tata kelola dan operasional pelabuhan, menumbuhkan lingkungan usaha yang kompetetif bagi penyedia layanan logistik serta membuat proses perdagangan menjadi lebih efisien dan transparan.

Reformasi yang telah didukung oleh Logistics DPL pertama telah membawa manfaat bagi Indonesia karena telah mempercepat beberapa proyek pelabuhan baru dengan partisipasi sektor swasta yang lebih besar. Selain iyu juga meningkatkan masuknya operator dalam pasar logistik dan mengurangi waktu dan biaya proses perdagangan.

Dukungan Bank Dunia untuk mendukung sektor logistik merupakan komponen penting dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara dari Grup Bank Dunia bagi Indonesia.

Program DPL ini juga dibantu oleh adanya pinjaman tambahan dari pemerintah Jerman melalui German Bank for Development (KfW) dan pemerintah Prancis melalui Agence Francaise de Developpement (AFD).(ant/tna/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs