Banjir luapan Bengawan Solo di kawasan Tuban baru-baru ini telah merenggut dua korban jiwa, di dua lokasi berbeda. Korban kedua ditemukan meninggal Minggu (25/2/2018).
Ulifatul Utfiah (12) warga Dusun Nguleg, Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Tuban, meninggal tenggelam terseret arus Bengawan Solo, di lokasi banjir Dusun Tanggir, Desa Patihan, Kecamatan Widang.
Sebagaimana dilansir dari tempo.co, Ulifatul ditemukan meninggal setelah bermain-main air genangan bersama teman-temannya.
Joko Ludiono Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban kepada Kumparan menjelaskan, korban ditemukan temannya bernama Inul.
Putra pasangan Resti Agus Prasetio dan Nurul Aisanah itu menjadi korban kedua banjir akibat luapan air Bengawan Solo sejak beberapa hari sebelumnya.
Sabtu (24/2/2018) kemarin, Hendik (18) pemuda asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel dinyatakan hilang terbawa arus di Desa Ngadirejo, Rengel. Jenazah Hendik baru ditemukan Minggu (25/2/2018).
Joko yang pernah menjabat Camat Widang ini menyayangkan kejadian itu. Dia meminta agar masyarakat berhati-hati dan waspada. Dia mengimbau orang tua melarang anaknya bermain di lokasi banjir.
Banjir akibat luapan Bengawan Solo masih menggenangi lebih dari 30 desa di empat kecamatan Kabupaten Tuban. Demikian data yang dikumpulkan tempo.co.
Pantauan suarasurabaya.net, Minggu (25/2/2018), warga di Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang justru menjadikan kawasan banjir sebagai tontonan.
Beberapa warga di Desa Ngadipuro sejak Sabtu (24/2/2018) sore kemarin berduyun-duyun menyaksikan banjir luapan Bengawan Solo di dusun Jepuro, Ngadipuro, Widang.
Di atas tanggul yang dibangun warga, memisahkan Dusun Jepuro dengan Dusun Nguleg, warga menyaksikan aliran air Bengawan Solo yang luber ke rumah dan sawah milik warga.
Pemandangan yang sama terjadi pada Minggu pagi. Warga Dusun Jepuro justru menjadikan banjir sebagai momen untuk bermain air. Tidak hanya anak-anak, beberapa orang tua tampak bermain air bersama anaknya.(den)