Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dan Chongqing University, China (CQU), gelar kuliah tamu bahas kerjasama, hadirkan Prof. Wang Xiang dan Prof. Huang Qiping.
“Total 18 mahasiswa UKWMS yang belajar di CQU sebagai penerima beasiswa. Fakultas Farmasi mengirimkan 10 orang dan 9 dari mereka jurusan Biomedical Engineering,” terang Drs. Kuncoro Foe , G.Dip.Sc., Ph.D., Apt., Rektor UKWMS.
Kuliah tamu dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan. Menghadirkan dua orang pemateri yakni Prof. Wang Xiang yang merupakan pakar teknik biomedika khususnya sel darah merah buatan dan Prof. Huang Qiping yang merupakan pakar penelitian sel punca.
Hadir pula Prof. Yang Li sebagai perwakilan CQU dan Agnes Dwi Ariyanti S.Farm., M.Eng., alumni UKWMS dan penerima beasiswa kuliah di CQU yang bertugas sebagai moderator kuliah tamu.
“Rekayasa Biomedika kini menjadi salah satu terobosan paling penting dalam dunia penelitian. Perawatan medis kini sudah berubah, tidak hanya dalam bidang kedokteran namun dalam hal dunia kesehatan secara menyeluruh,” terang Prof. Wang.
Saat ini, lanjut Wang sel darah merah buatan telah diujicobakan pada hewan-hewan uji dan ditemukan hasil positif. “Jika sel buatan tersebut sanggup dipergunakan sebagai substitusi sel darah merah yang asli. Tidak ada tanda-tanda resistensi sehingga dapat dipergunakan semua golongan darah,” tambah Wang.
Wang menambahkan temuan ini sangat bermafaat pada kondisi-kondisi kritis, misalnya jika terjadi bencana alam seperti gempa hebat dan tsunami yang rawan timbul kesulitan untuk ketersediaan dan distribusi darah segar untuk kebutuhan transfusi. Sel darah merah buatan ini dibentuk dari polimer tertentu yang di dalamnya terdapat struktur alami protein dan lemak.
Selanjutnya Prof. Huang Qiping melalui materinya yang berjudul Cell Biomechanics in Hepatic Fibrosis and its Stem Cell Theraphy menyampaikan bahwa penelitian pemanfaatan sel punca kini semakin digiati terutama untuk alternatif solusi pengobatan atas penyakit yang cukup umum ditemui seperti Hepatic fibrosis.
Meski demikian sel punca untuk pengobatan medis dan penelitian juga masih terbatas pada pengujian di hewan.
“Untuk penanganan fibrosis sendiri pun baru terbatas pada efek memperpanjang umur liver itu agar bisa tetap bertahan dan berfungsi. Oleh sebab itu kami sangat terbuka untuk bekerjasama dengan peneliti bidang kesehatan dari manapun untuk bersama-sama melakukan penelitian lanjutan,” papar Prof. Huang Qiping.
Penelitian tentang sel darah merah buatan maupun pemanfaatan sel punca untuk hepatic fibrosis rupanya masih sangat jauh dari tahapan pengujian klinis pada manusia.
Hal yang dipaparkan pada kuliah tamu tersebut diharapkan dapat menyemangati para audiens agar bisa melihat kemungkinan-kemungkinan penggunaan teknik biomedika di masa depan.
Lebih jauh, Prof. Wang memaparkan bahwa saat ini ada tiga negara yang sedang memperjuangkan agar pengujian bisa sampai pada tingkat klinis manusia yakni China, USA dan Jepang.
Sementara itu Prof. Yang Li mengajak dosen-dosen Fakultas Farmasi UKWMS untuk bekerjasama dalam hal penelitian melalui penggunaan laboratorium bersama. Harapannya agar beberapa penelitian yang di Indonesia fasilitasnya masih terbatas dapat tetap dilakukan.
Selain itu kedua pihak akan menjajaki kemungkinan dilakukannya kerjasama pembimbingan gabungan bagi mahasiswa yang melanjutkan studi di CQU.
Menanggapi hal tersebut, Kuncoro Foe Rektor UKWMS seperti dalam siaran persnya Selasa (16/12/2018) mengungkapkan adanya rencana untuk membentuk suatu pusat riset interdisipliner di UKWMS.
“Adanya kerjasama dengan pelopor-pelopor penelitian teknik biomedika seperti CQU, lalu dukungan baik dari pemerintah Cina maupun Indonesia dalam berbagai bentuk hibah penelitian, maka kesempatan bagi para peneliti di Indonesia untuk melaksanakan kerjasama penelitian maupun melanjutkan studi di bidang-bidang seperti teknik biomedika akan terbuka lebar di masa depan,” pungkas Kuncoro Foe.(tok/ipg)