Memasuki musim hujan 2018-2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah memetakan daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Subhan Kepala BPBD Jawa Timur menjelaskan peta rawan bencana banjir dan longsor, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, ia menyebut ada 22 kabupaten/kota yang rawan terdampak banjir dan 13 kabupaten/kota rawan bencana longsor.
Daerah rawan banjir ini, kata Subhan, meliputi kawasan Sungai Bengawan Solo, Sungai Brantas, Sungai Welang-Rejoso, Sungai Bajul Mati Banyuwangi, Sungai Pekalen Situbondo, dan wilayah sungai di Madura.
“Ini karena ada tujuh aliran sungai di Jawa Timur,” ungkap Subhan pada Radio Suara Surabaya, Kamis (29/11/2018).
Sementara itu, daerah rawan bencana longsor disebutkan yakni diantaranya Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Nganjuk, Probolinggo, Malang, Batu, Banyuwangi, dan Lumajang.
Selain peta rawan bencana, Subhan juga menjelaskan, berbagai bencana dapat muncul pada musim hujan kali ini, seperti angin kencang, puting beliung, pohon tumbang, banjir, juga tanah longsor.
“Seperti angin kencang yang menerjang Tulangan Sidoarjo dan menyebabkan 457 rumah di 8 desa rusak saat 19 November lalu. Selain Sidoarjo, pada hari yang sama angin kencang juga menerjang Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Gresik,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mengatakan telah melakukan berbagai upaya, termasuk berkoordinasi dengan berbagai kabupaten/kota yang disebutkan rawan bencana untuk berkomitmen bersama mengatasi bencana yang mungkin akan terjadi.
“Berbagai pemangku kepentingan di daerah rawan bencana seperti BPBD setempat, Kodim, Polres, Dinas PU akan saling menjelaskan ketersediaan SDM, peralatan yang dimiliki, dan juga saling berkomitmen untuk menjadi rencana operasi jika terjadi bencana,” paparnya.
Dalam siklus penanggulangan bencana, Subhan menjelaskan, ada empat tahapan yang dilakukan, yakni pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi. Di tahap pertama itu, Subhan mengajak masyarakat sadar terhadap bencana yang mungkin terjadi.
“Kita sosialisasikan mengenai bencana. “Kenali ancamannya, kurangi risikonya.” begitu kita jelaskan pada masyarakat,” jelas Subhan.
Lebih lanjut, Subhan juga menjelaskan Jawa Timur memiliki gambaran umum 12 ancaman bencana yang mungkin dihadapi masyarakat, yang 11 diantaranya bencana alam dan 1 bencana non-alam. (nin/ipg)