Sabtu, 23 November 2024

BNPB Bantah Gunung Salak Meletus

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi, Gunung Salak. Foto: Istimewa

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, banyak beredar isu terkait meletusnya Gunung Salak yang menyebabkan pesawat tidak dapat take off dan landing di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Rabu (10/10/2018).

Menurut Sutopo, informasi ini menyebar bermula dari adanya VAAC Darwin (Volcanic Ash Advisory Centre) yang menyatakan Gunung Salak meletus berdasarkan pantauan satelit Himawari sehingga akan mengganggu penerbangan pesawat terbang. Namun VAAC Darwin telah mengkoreksi hal itu bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak. Penerbangan aman.

“PVMBG juga telah memberikan tanggapan terkait meletusnya Gunung Salak pada (10/10/2018) Gunung Salak yang berada di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, berdasarkan pantauan visual, instrumentasi dan observasi lapangan, menunjukkan tidak ada aktivitas vulkanik yang menunjukkan adalah letusan Gunung Salak,” ujar Sutopo dalam keterangan tertulis, Rabu malam (10/10/2018).

Kata dia, dari gempa vulkanik dangkal, gempa teknonik lokal dan gempa tektonik jauh menunjukkan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak. Hasil observasi lapangan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga pukul 20.00 WIB tidak teramati adanya jatuhan/hujan abu vulkanik dan tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman Nasional Cidahu.

“Status Gunung Salak masih Normal (Level I). Tidak ada letusan dari Gunung Salak. Gunung Salak aman,” jelasnya.

Sutopo mejelskan, Gunung api jika akan meletus pasti akan mengeluarkan tanda-tanda sebelumnya, tidak tiba-tiba meletus. Alam akan memberikan peringatan lebih dahulu kepada manusia yang kemudian dapat ditangkap indikasinya berdasarkan pengamatan visual, instrumentasi dan observasi di lapangan.

“Masyarakat dapat memantau aktivitas gunungapi melalui https://magma.vsi.esdm.go.id.,” kata dia.

Menurut Sutopo, tidak seperti gempa bumi yang terjadi tiba-tiba, terjadinya sudden on set. Tidak ada tanda-tanda tapi langsung terjadi gempa sehingga seringkali masyarakat tidak siap. Memang gempabumi tidak dapat diprediksi secara pasti, tetapi letusan gunungapi dapat diprediksi.

“Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat ini ada 1 gunungapi status Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung, 2 gunungapi status Siaga (level III) yaitu Gunung Soputan dan Gunung Agung, dan 18 gunungapi status Waspada (Level II). Sisanya status Normal (Level I),” tegasnya.

Jadi, Sutopo mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang. PVMBG pasti akan memberikan informasi kepada masyarakat, BNPB dan BPBD jika ada peningkatan status gunungapi.

“Masyarakat tidak usah takut. Aktivitas vulkanik gunungapi dapat dikenali tanda-tandanya sebelum meletus,” kata Sutopo.

“Sekali lagi saya sampaikan bahwa Gunung Salak tidak meletus. Aman dan status Normal. VAAC Darwin juga sudah mengkoreksi bahwa tidak ada letusan Gunung Salak,” pungkas dia.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs