BNN Pusat bersama Polri, TNI dan masyarakat berhasil memusnahkan 6 hektar ladang ganja di kaki Gunung Seulawah Agam, Aceh. Dari tiga titik ladang ganja tersebut, BNN memperkirakan mampu menyita sebanyak 30 ton ganja basah.
Seperti yang dikatakan Kombespol Anggoro Sukartono SIK, MH, Kasubdit Narkotika Alami BNN Pusat kepada Radio Suara Surabaya, Senin (7/5/2018), bahwa lahan yang ditemukan kali ini merupakan lahan bukaan baru, berbeda dengan pemusnahan lahan sebelumnya.
“Dari pemantauan citra satelit, titik koordinat yang kita temukan hari ini tidak sama dengan lahan yang kita musnahkan pada tahun 2016-2017. Jadi ini bukaan baru yang bergeser sedikit dari titik koordinat yang kita temukan pada awal Maret,” kata Kombespol Anggoro.
Ia juga menambahkan, saat berada di TKP, para pelaku berhasil kabur. BNN hanya menemukan sisa-sisa alat panen seperti gunting untuk memotong daun ganja.
Kombespol Anggoro mengatakan, bahwa penemuan lahan ini berdasarkan permintaan BNN kepada Badan Antariksa dan Penerbangan Nasional, yang kemudian ditarik untuk memantau wilayah Aceh.
“Nah, bukaan seperti itu tidak ada tanaman hutan yang tumbuh satu atau dua bulan menghijau, lalu satelit menerima indikasi itu. Dari lima satelit yang kita pantau yang lokasinya berjauhan, tiga terindikasi ladang ganja. Sehingga kita melakukan pemusnahan untuk mencegah agar mereka tidak turun ke bawah dan dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Anggoro.
Ia juga meminta bantuan kepada pihak media agar membantu memberitahukan kepada masyarakat pentingnya tidak mengonsumsi ganja, meskipun sebagai tambahan makanan. Menurutnya, ini dikarenakan mengonsumsi maupun menanam sama-sama memiliki risiko hukum. (tna/ipg)