PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) jalin kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembangkan BNI Fleksi Pendidikan, ditandai penandatanganan MoU di Gedung Rektorat ITS, Kamis (29/3/2018.
Penandatanganan dilakukan oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, dan General Manager Divisi Penjualan Konsumer BNI, Hermita, dengan disaksikan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional BNI, Adi Sulistyowati.
Adi Sulistyowati Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional BNI mengatakan, BNI dengan ITS sudah menjalin kerjasama sejak 1985, namun baru sebatas untuk pembayaran biaya kuliah (SPP), biaya ujian masuk PTN.
“Karena itu, BNI ingin mengembangkan kerjasama ini, salah satunya dengan memberikan kredit Fleksi untuk para dosen dan mahasiswa ITS,” terang Adi.
Menurut Adi, langkah tersebut selaras dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menghendaki perbankan Indonesia menyediakan produk pembiayaan khusus untuk mendukung dunia pendidikan di tanah air.
“Produk pinjaman khusus pendidikan ini selain dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah keuangannya, sekaligus mendorong perluasan basis debitur Produk BNI Fleksi hingga ke kalangan kampus,” tambah Adi.
Kiryanto Corporate Secretary BNI mengungkapkan, BNI Fleksi Pendidikan yang diluncurkan kali ini merupakan Fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk kegiatan pendidikan bagi dosen dan juga mahasiswa.
Meliputi biaya Pendidikan Sarjana (S1) hingga mahasiswa tingkat doktoral (S3) di lembaga pendidikan dalam negeri dan luar negeri yang terakreditasi baik nasional maupun internasional. “Peluncuran produk ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa dan dosen di Indonesia,” kata Kiryanto.
Lebih lanjut Kiryanto memaparkan, pola pemberian BNI Fleksi Pendidikan bagi mahasiswa dibagi menjadi dua. Pertama, BNI Fleksi Mahasiswa Berprestasi yang merupakan mahasiswa aktif S1/ S2/ S3 penerima beasiswa.
Kedua, BNI Fleksi Mahasiswa di mana penerima BNI Fleksi merupakan mahasiswa aktif S2 dan S3 yang telah bekerja dan menyalurkan gajinya melalui BNI.
Penerima pola pembiayaan ini dapat memperoleh skim grace period (skema yang memungkinkan debitur hanya membayar bunga dalam kurun waktu tertentu) atau skim reguler.
“BNI juga menyalurkan pembiayaan bagi dosen ITS yang melakukan penelitian selama jangka waktu tertentu, dengan cicilan ringan yang berlaku untuk segala jenis penelitian,” ujar Kiryanto.
Sementara itu, Joni Hermana Rektor ITS mengatakan, upaya BNI membantu ITS dengan kredit Fleksi Pendidikan ini akan memudahkan peneliti di lingkungan ITS untuk mendapatkan dana penelitiannya.
Sebenarnya ITS mendapatkan dana penelitian dari pemerintah sebesar Rp 60 miliar – 70 miliar per tahunnya, namun itu terkendala dengan proses alokasi dana tersebut.
“Karena timeline untuk penelitian rata-rata berkisar pada bulan Januari – November, namun alokasi dana baru turun pada bulan Agustus atau September,” papar Joni.
Hal itu, lanjut Joni, menghambat para peneliti untuk melakukan penelitiannya, sehingga akhirnya mereka terpaksa sering membiayai penelitiannya sendiri.
Pada kesempatan acara yang sama, BNI juga menyalurkan bantuan pendidikan atau beasiswa berupa dana pendidikan kepada 20 mahasiswa S1 ITS yang berprestasi secara akademik.
Total dana pendidikan yang disiapkan untuk keperluan satu tahun tersebut mencapai total biaya Rp 180 juta. Adapun kriteria mahasiswa S1 ITS yang menerima beasiswa/ bantuan dana pendidikan adalah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif terakhir minimal 3,0.(tok/rst)