Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 344 gempa di Lombok sejak gempa 6,4 Skala Richter mengguncang wilayah itu pada 29 Juli sampai Kamis (9/8/2018) pagi.
“Telah terjadi 344 kali gempa, 17 kali diantaranya bisa dirasakan manusia,” kata Dwikorita Karnawati Kepala BMKG di Mataram, NTB, seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan gempa berkekuatan 3.0 SR ke atas bisa dirasakan manusia, namun yang di bawahnya hanya bisa dideteksi alat sensor dan binatang tertentu.
Kepala BMKG menjelaskan pula bahwa gempa susulan setelah gempa 7 Skala Richter pada 5 Agustus kekuatannya sudah cenderung melemah dan tidak menyebabkan kerusakan, karenanya warga aman kembali ke rumah masing-masing.
“Warga sudah boleh jika ingin kembali ke rumah, keadaan sudah berangsur aman,” katanya.
Titik puncak getaran gempa dan potensi tsunami, menurut dia, sudah terlewati dan yang muncul hanya gempa susulan yang semakin mengecil kekuatannya.
Sensor-sensor pendeteksi gempa sudah menunjukkan angka yang wajar untuk patahan yang berada di laut Flores. Gempa susulan, menurut dia, masih akan sering terjadi namun tidak akan menimbulkan dampak yang merusak. (ant/dwi)