Retno Kurpaningsih Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM di Surabaya mengatakan, inspeksi makarel kaleng bercacing tidak hanya dilakukan di pusat perbelanjaan saja, tapi juga ke importir di Jawa Timur.
Retno mengatakan, inspeksi ke salah satu importir makarel kaleng yang berada di kawasan Margomulyo, yang tidak dia sebutkan namanya itu sudah berlangsung sekitar sepekan yang lalu.
Penindakan itu dilakukan BBPOM di Surabaya ketika mulai beredar kabar di media sosial melalui video yang menunjukkan produk ikan makarel kalengan yang mengandung cacing mati di Kepulauan Riau (Kepri).
“Tapi saat itu tidak ditemukan produk makarel kaleng di lokasi, ternyata produk yang dia impor itu belum datang ke Surabaya,” ujarnya kepada suarasurabaya.net Jumat (30/3/2018).
Pada inspeksi yang dilakukan bersama Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II itu, BBPOM Surabaya mencegah produk impor itu masuk ke Surabaya.
“Jadi produk itu masih dalam perjalanan di laut sudah diminta balik. Jadi sudah, kalau untuk importir sudah kami lakukan pengawasan sejak awal,” ujarnya.
Perlu diketahui, BPOM RI telah melakukan uji laboratorium terhadap 541 sampel ikan dalam kemasan kaleng yang terdiri dari 66 merek sejak 22 Maret-28 Maret kemarin.
Hasil pengujian menunjukkan, 27 merek (138 bets) ditemukan positif mengandung parasit cacing. Dari semua merek itu 16 merek di antaranya adalah produk impor sedangkan 11 lainnya merek lokal.
Adapun 27 merek makanan makarel yang dinyatakan positif mengandung parasit cacing oleh BPOM RI.
1. ABC
2. ABT
3. AYAM BRAND
4. BOTA
5. CIP
6. DONGWON
7. DR. FISH
8. FARMERJACK
9. FIESTA SEAFOOD
10. GAGA
11. HOKI
12. HOSEN
13. IO
14. JOJO
15. KING’S FISHER
16. LSC
17. Maya
18. NAGO/NAGOS
19. NARAYA
20. PESCA
21. POH SUNG
22. PRONAS
23. RANESA
24. S&W
25. SEMPIO
26. TLC
27. TSC.(den/iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
