Final Project Competition (FPC) digelar Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Kamis (2/8/2018) mengapresiasi karya proyek akhir para mahasiswa dari seluruh program studi yang ada.
Digelar sejak Rabu (1/8/2018), seluruh kegiatan dilaksanakan di gedung pascasarjana PENS dan diikuti sekurangnya 612 peserta yang akan dipilih 3 terbaik dari masing-masing program studi oleh dewan juri.
FPC merupakan sebuah tradisi tahunan yang digelar PENS, dan diwajibkan bagi seluruh mahasiswa tingkat akhir.
“Mahasiswa semester delapan dan semester enam harus menampilkan proyek akhir mereka. Hardware maupun Software ataupun kombinasi keduanya. Kami berikan reward bagi karya-karya terbaik dari setiap program studi,” terang Ir. Anang Budikarso, M.T., Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan PENS.
Untuk kriteria penjurian diantaranya penguasaan terhadap masalah dan tujuan dibuatnya produk, ketepatan metode yang digunakan, sistematika dan materi yang disajikan, serta kualitas hasil prototype, software, hardware, algoritma, dan teori.
Sedangkan untuk penjurian yang ditunjuk sebagai juri berasal dari masing-masing program studi, serta dua orang juri dari PENS SKY, yaitu sebuah inkubator bisnis dan pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi milik PENS.
Kompetisi FPC, diharapkan memberikan gambaran bagi pengunjung dari kalangan mahasiswa mengenai proyek akhir yang akan mereka kerjakan nantinya.
Selain itu, dengan diadakannya Final Project Competition juga akan menjadi penghubung bagi mahasiswa dengan perusahaan-perusahaan yang diundang untuk hadir menyaksikan gelaran FPC 2018 ini.
“Pihak perusahaan akan melihat karya mahasiswa dan apabila sesuai dengan yang mereka butuhkan di perusahaan, maka diharapkan berlanjut ke dunia kerja. Kedepan kami akan undang lebih banyak perusahaan dan perguruan tinggi lain,” papar Anang.
Beberapa karya yang mendapat perhatian diantaranya: Interactive Dustbin, sebuah tempat sampah interaktif dalam bentuk karakter kartun Spongebob. Ada juga perangkat yang dirancang memanfaatkan RFID untuk pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada anak-anak.
Kedua karya mahasiswa yang dipamerkan tersebut sebelumnya sudah dilakukan uji coba di beberapa sekolah dan berhasil menarik minat anak-anak untuk mencoba menggunakannya.(tok/tin/rst)