Aksi teatrikal berjudul “Perebutan Gedung Kempetai”, sukses menarik perhatian sejumlah pengunjung Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (11/2/2018).
Aksi yang berlangsung sekitar 30 menit di Lapangan Kompleks Monumen Tugu Pahlawan itu, menceritakan tentang usaha rakyat untuk merebut senjata di Gedung Don Bosco, perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato pada tanggal 10 November dan perebutan Gedung Kempetai atau markas rahasia Polisi Jepang yang merupakan moment keberhasilan rakyat, dimana rakyat bisa merebut senjata-senjata milik Jepang untuk dijadikan senjata melawan Inggris.
Setidaknya 30 peserta dari aksi teatrikal berperan sebagai, Arek-Arek Suroboyo yang menggunakan kostum perjuangan dengan membawa bambu runcing dan bendera Indonesia. Selain itu, ada juga yang berperan sebagai Tentara Jepang dan Tentara Belanda lengkap dengan senjatanya.
Arif Yanuar Ketua Komunitas Roodebrug Soerabaia mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang masa lalu Kota Surabaya.
“Sebetulnya kita melakukan teatrikal ini rutin, supaya masyarakat tidak lupa dengan sejarah Kota Surabaya. Jangan sampai masyarakat lupa. Karena Surabaya sampai sekarang terbentuk, itu tidak lepas dengan masa lalunya,” kata Arif.
Yunita (32) salah satu penonton aksi teatrikal mengaku terhibur. Menurutnya, aksi tersebut bisa memberi edukasi yang penting tentang sejarah, terutama pada generasi bangsa.
“Sangat mengapresiasi. Pas sekali dengan hari libur. Rasanya kita berlibur disini, sekalian sama belajar. Apalagi banyak pengunjung yang bawa anak, salah satunya saya. Jadi mereka bisa tau sejarah Kota Surabaya itu bagaimana,” kata dia.
Aksi teatrikal itu, kata Arif, dilakukan dalam dua kali. Sesi pertama berlangsung pada pukul 08.00 WIB, dan sesi kedua berlangsung pada pukul 09.00 WIB. Dari pantauan suarasurabaya.net, animo masyarakat semakin bertambah saat memasuki sesi kedua. (ang/rst)