Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur memaparkan model penyelesaian pembangunan proyek infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan dalam forum internasional Indonesia Development Forum (IDF) 2018 di Ritz Carlton Hotel Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Pada acara yang dibuka secara langsung oleh Jusuf Kalla Wakil Presiden RI, Pakde Karwo menjelaskan, untuk mewujudkan proyek SPAM Umbulan yang menelan biaya sebesar Rp2,05 triliun ini, pihaknya menggunakan metode KPBU atau public private partnership dengan melibatkan Pemerintah Pusat dan pihak swasta.
“Keterlibatan pihak swasta ini sebagai solusi keterbatasan anggaran pemerintah karena government spending kita terbatas, yakni hanya 7,79 persen. Jadi ini financial engineering, skema pembiayaan baru dalam rangka pembangunan. Sebab pemerintah tidak bisa sepenuhnya membiayai dana sebesar Rp2,05 triliun itu,” ujarnya.
Pakde Karwo menambahkan, skema pembiayaan untuk kebutuhan Rp2,05 triliun itu adalah sebesar Rp818,01 miliar yang dibiayai oleh Menteri Keuangan melalui Dana Dukungan Tunai Infrastruktur (Viability Gap Funding), kemudian Rp369,59 miliar dari badan usaha swasta, dan sisanya Rp862,4 miliar dari pinjaman (loan) ke perbankan.
“Dengan skema ini, maka dihasilkan harga air yang sangat terjangkau di masyarakat, yakni Rp5.280/m3. Tentu ini memenuhi kewajiban pemerintah untuk menyediakan air minum yang sesuai kemampuan beli rakyat. Kami optimis proyek ini akan selesai pada bulan Juli 2019,” tambahnya.
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menjelaskan, jika proyek SPAM Umbulan rampung, maka air tersebut dapat melayani kebutuhan air minum yang sehat dan jernih bagi lebih dari 1,3 juta jiwa masyarakat Jatim, khususnya di Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, dan Kota Surabaya.
Ditambahkannya, proyek SPAM Umbulan ini mempunyai kapasitas sebesar 4.000 liter/detik dengan kualitas air terbaik nomor dua di dunia. (iss/ipg)