Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air di Bojonegoro surut masuk siaga I-hijau dengan ketinggian 13,95 meter, Minggu (25/2/2018) pukul 09.00 WIB.
“Air Bengawan Solo di Bojonegoro berangsur-angsur surut, tetapi di Bengawan Madiun, Ndungus Ngawi, kembali baik masuk siaga I-hijau,” kata Budi Indro Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Minggu (25/2/2018) seperti dilansir Antara.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi, kembali masuk siaga I-hijau dengan ketinggian air di atas 6,50 meter pukul 09.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di bawahnya yang semula 26,.90 meter pukul 06.00 WIB, naik menjadi 25.95 meter pukul 09.00 WIB.
Meskipun ketinggian air di TBS Bojonegoro surut, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, di wilayah hilir termasuk di Lamongan, masih naik. Sebab, sejumlah sungai di hilir, seperti Kali Kening juga terjadi banjir.
“Daerah hilir Bengawan Solo, mulai Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, harus tetap waspada, sebab banjir masih belum aman,” ujarnya.
Data di UPT Bengawan Solo menyebutkan ketinggian air di hilir Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, masing-masing 8,47 meter (siaga III-merah), 5,88 meter (siaga III-merah), 4,67 meter (siaga III-merah) dan 2,46 meter (siaga II-kuning).
Hal senada disampaikan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, yang menyebutkan BPBD sekarang ini mendistribusikan bantuan sembako, berupa beras, mie instan, telur juga yang lainnya bagi korban banjir di sejumlah desa di Kecamatan Baureno.
Sesuai data yang diterima ada sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) di Desa Kalisari, Tanggungan, Lebaksari dan Kadungrejo, Kecamatan Baureno, yang membutuhkan bantuan sembako.
“Bantuan sembako yang kami distribusikan merupakan bahan untuk membuka dapur umum, sebab genangan banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah desa di Baureno, masih tinggi,” ujarnya.
Camat Baureno, Bojonegoro Hariyanto, membenarkan genangan air banjir di sejumlah desa di wilayahnya masih tinggi, akan tetapi warga tidak ada yang mengungsi.
“Banyak rumah warga juga lembaga pendidikan yang terendam air banjir, tetapi tanaman padi sudah dipanen sebelum banjir datang,” ucapnya. (ant/dwi)